Diposting oleh Reporter Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Militer Rusia menggunakan 38 drone dan dua rudal balistik Iskander-M untuk melancarkan serangan ke kota-kota Ukraina hingga peringatan situasi berbahaya terdengar di seluruh kota Ukraina.
Reuters melaporkan, serangan itu merupakan tindakan pembalasan Presiden Rusia Vladimir Putin atas masuknya 300 tentara Ukraina ke wilayah Kursk di perbatasan Rusia-Ukraina.
Meski ratusan tentara Ukraina berhasil dipukul mundur, kehadiran tentara Ukraina di Kurs dianggap sebagai ancaman bagi keamanan Rusia.
Alasan ini membuat Presiden Rusia Putin sangat marah dan bersumpah akan melawan dan memerangi terorisme di wilayah perbatasan negara kita dengan Ukraina.
Menurut Moscow Times, badan anti-terorisme nasional Rusia menjelaskan: “Moskow telah melancarkan operasi kontra-terorisme di tiga wilayah perbatasan dengan Ukraina, yaitu wilayah Belgorod, Bryansk dan Kursk, untuk memastikan keamanan. Serangan Ukraina merupakan pukulan bagi Rusia.”
Ketika serangan Ukraina ke wilayah Kursk diketahui, Ukraina melancarkan serangannya pada pukul 5:30 pagi hari Selasa, tak lama setelah 1.000 tentara mulai bergerak menuju daerah dekat Suzhensky di wilayah Kursk.
Blogger Rusia melaporkan bahwa warga Ukraina telah dipindahkan dari tiga jalan di timur laut, utara dan barat laut kota itu ke Sunrise Side di kota Belgorod, Rusia, yang mencakup stasiun kereta api dan pusat pelayaran.
Blogger Ribal mengatakan bahwa serangan Ukraina menggunakan kendaraan militer untuk mendekati posisi Rusia dan menahan beberapa pasukan Rusia, sementara pasukan lainnya menyeberang dan memasuki daerah terdekat untuk melancarkan serangan.
Selama operasi kontra-invasi, Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov mengatakan pasukan Ukraina ditembaki tanpa pandang bulu. Membawa berbagai senjata termasuk roket, mereka menembaki warga sipil, rumah, dan ambulans.
Serangan tersebut dilaporkan menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 20 lainnya, termasuk enam anak-anak. Ini adalah salah satu serangan terbesar Ukraina terhadap Rusia sejak Februari 2022.
Serangan Ukraina ke wilayah Rusia meningkatkan risiko eskalasi konflik antara Kiev dan Moskow. Setelah Rusia menginvasi pada tahun 2022, Ukraina mendapat dukungan dari Barat untuk melawan Rusia di medan perang.