Rusia Akan Hajar Pasukan Prancis Jika Mereka Nekat Masuki Wilayah Ukraina

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Tentara Rusia bersedia berperang dengan Prancis jika berani memasuki zona operasi militer khusus, untuk membantu tentara Ukraina yang berperang melawan Rusia dalam situasi perang saat ini.

Kepastian tersebut diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Rabu 8 Mei 2024.

“Kami sudah memutuskan sejak lama. Zona perang, mereka akan menjadi fokus nyata tentara Rusia. Bagi saya, buktinya sudah ada di Paris,” kata sumber Zakharova kepada wartawan.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan dalam wawancara dengan Economist pekan lalu bahwa ia tidak akan berhenti mengirim pasukan ke Ukraina, jika Kiev mengajukan permintaan bantuan ke Prancis.

Pernyataan-pernyataan kekerasan ini menimbulkan reaksi keras, tidak hanya di Prancis, tetapi juga di seluruh Eropa, karena banyak politisi yang memperingatkan Macron tentang tindakan tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengumumkan bahwa semua negara Barat berusaha memberikan dukungan militer ke Ukraina. NATO tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan bahwa NATO tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina, karena Kiev tidak memintanya.

“NATO tidak berencana mengirim pasukan ke Ukraina.” “Ketika saya mengunjungi Ukraina pekan lalu, Ukraina tidak meminta penempatan pasukan NATO di Ukraina, yang mereka minta adalah dukungan lebih banyak,” kata Stoltenberg kepada wartawan saat melakukan perjalanan ke Italia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah berulang kali menyatakan pendapatnya tentang intervensi NATO di Ukraina, dan menegaskan bahwa intervensi tersebut tidak boleh dianggap sebagai bagian dari “krisis khusus”.

Ia menyarankan agar pasukan dapat dikirim ke Barat “jika Rusia ingin mendobrak garis depan”, dan jika pemerintah Ukraina memintanya.

Rusia telah berulang kali memperingatkan Amerika Serikat dan sekutunya bahwa memberikan senjata, amunisi, dan uang ke Ukraina berisiko menimbulkan konflik langsung.

Negara-negara Barat telah memberikan bantuan lebih dari $200 miliar kepada Kiev, namun mereka mengatakan hal tersebut bukan bagian dari konflik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *