Rudal dari Yaman Ditembakkan ke Eilat Israel, Houthi Mulai Lancarkan Serangan Balasan?

TRIBUNNEWS.COM – Pada Minggu (21/7/2024) pagi di kota Eilat Israel, pasukan keamanan memperingatkan akan adanya serangan rudal.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka berhasil mengembalikan rudal yang ditembakkan dari Yaman. Rudal tersebut ditembakkan dengan sistem “Hatz 3”.

Menurut berita Walla, juru bicara tersebut mengklaim bahwa rudal tersebut tidak masuk ke Israel.

Namun, sistem peringatan diaktifkan karena ada kekhawatiran sebagian roket bisa jatuh ke wilayah Israel.

Israel menyerang kota Hudaydah di Yaman barat sehari yang lalu.

Menurut Israel, serangan ke Yaman merupakan respons terhadap serangan Houthi di Tel Aviv pada Jumat (19/7/2024) serta serangan sebelumnya.

Dalam penyerangannya, Houthi menggunakan drone yang meledak di Tel Aviv. Salah satu korban bernama Yevgeni Perder diumumkan telah meninggal dunia. Sepuluh lainnya terluka.

Seorang juru bicara IDF mengatakan: “Mengingat ratusan serangan terhadap negara Israel dalam beberapa bulan terakhir.” Drone Houthi meledak di Tel Aviv, ibu kota Israel. Anggota pasukan keamanan Israel memeriksa lokasi ledakan drone di Tel Aviv yang menimbulkan kepanikan warga kota itu, Jumat, 19 Juli 2024. (Sharon Aronowicz/AFP)

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Yaman mengumumkan lebih dari 80 orang mengalami luka bakar akibat serangan Israel di Hudaydah.

Al Jazeera melaporkan, serangan udara Israel ini merupakan serangan langsung pertama Israel sejak perang di Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim Pelabuhan Hodeidah adalah pintu masuk bagi kelompok Houthi untuk menerima senjata Iran.

Netanyahu mengatakan serangan itu adalah pengingat bahwa Israel bisa melakukan apa saja. Hudeida sendiri berjarak sekitar 1800 km dari perbatasan Israel.

Serangan Israel ini dinamakan “Operasi Lengan Panjang”. Pesawat perang Israel terbang dengan jarak sekitar 1700 km. Houthi bersumpah akan membalas dendam

Belum diketahui apakah serangan rudal dari Eilat merupakan awal dari serangan balik Houthi.

Namun, juru bicara militer Houthi, Letnan Jenderal Yahya Saree, mengatakan pihaknya akan merespons serangan Israel tersebut.

Saree menggambarkan serangan Israel sebagai “serangan brutal” yang menargetkan infrastruktur sipil.

Namun Saree mengatakan pihaknya akan melanjutkan operasi militer di laut untuk melindungi warga Gaza yang menghadapi serangan Israel.

Ketika perang di Gaza dimulai, kelompok Houthi mulai menyerang kapal-kapal milik Israel di Laut Merah.

Sari mengatakan, Angkatan Bersenjata Yaman telah menghentikan serangan terhadap kapal Israel, meski Yaman sudah terkena langsung serangan udara Israel.

Selain itu, dia mengatakan tentaranya kini sedang mempersiapkan konfrontasi militer jangka panjang melawan Israel.

Sari mengatakan kepada PressTV beberapa jam setelah serangan Israel, “Bersiaplah untuk perang panjang melawan musuh ini sampai serangan [di Gaza] berhenti, dan pengepungan dicabut.” Serangan Israel di pelabuhan Hudeida di Yaman (Al Masirah TV)

Dia mengatakan bahwa Yaman mempunyai hak untuk melawan Israel dengan cara yang sama.

“Mereka (tentara Yaman) akan merespons serangan brutal ini dan tidak akan ragu menyerang sasaran penting di Israel,” ujarnya.

Dalam situasi yang sama, ia kembali menegaskan bahwa ibu kota Israel, Tel Aviv, sudah tidak aman lagi karena tentara Houthi dapat menjangkaunya. Israel mulai khawatir

Media Israel Channel 12 melaporkan bahwa mereka khawatir Yaman akan membalas serangan Israel tersebut.

Menurut media, Angkatan Udara Israel dalam keadaan siaga tinggi. Selain itu, angkatan laut Israel meningkatkan kewaspadaan di pelabuhan Eilat.

“Di Israel, ada keyakinan kuat bahwa kami akan menghabiskan berhari-hari melakukan konfrontasi melawan Yaman,” kata Alon Ben David, komentator militer Channel 12, yang ditranskripsikan oleh Al Mayadeen.

“Kita mungkin akan melihat lebih banyak tembakan rudal balistik, dan Yaman memiliki kemampuan tersebut dan drone, yang menjadikannya ancaman yang relatif lebih mudah, dan akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menariknya kembali.”

“Dipahami bahwa serangan ini akan dibalas dengan serangan Yaman dan Israel siap meresponsnya.”

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *