Ruang Amal Indonesia Jadi Wadah Masyarakat Salurkan Zakat, Harus Berdampak ke Sektor Pendidikan

Penulis laporan: Reporter Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres), KH. Ma’ruf Amin mendirikan Rumah Amal Indonesia, sebuah lembaga filantropi yang dipimpin oleh politikus PKB dan anggota Komisi I DPR RI Taufiq R. Abdullah di Jakarta.

Wapres fokus pada penyaluran dana sosial seperti zakat, infaq, dan wakaf sebagai salah satu rukun keagamaan yang dapat berkontribusi terhadap pembangunan perekonomian bangsa.

Menurut Wapres, pengelolaan dana sosial perlu terus ditingkatkan dan fokus menyasar berbagai sektor kehidupan masyarakat, khususnya dalam pengentasan kemiskinan.

“Perlu untuk lebih mendorong pengelolaan uang sosial syariah agar berdampak lebih besar pada sektor pendidikan, kesehatan, dakwah, advokasi, kemanusiaan, dan perekonomian,” kata Marruf Amin di Istana Wakil Presiden. duduk

Wapres menegaskan, pengelolaan aset sosial sebaiknya dilakukan oleh lembaga yang mendapat persetujuan resmi, dengan prioritas diberikan kepada tenaga profesional.

Menjaga tata kelola dan akuntabilitas juga diyakini dapat memberikan rasa aman bagi para donatur zakat atau muzakki dalam mengelola hartanya.

Sejauh ini, Wapres mengatakan setidaknya ada lebih dari 100 lembaga Amil Zakat yang terdaftar di Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Wapres mengimbau seluruh lembaga filantropi memfokuskan penyalurannya untuk kepentingan masyarakat, terutama yang membutuhkan.

“Saya mendapat laporan Kementerian Agama telah menerbitkan izin operasional kepada 170 lembaga amil zakat hingga Februari 2024,” ujarnya.

Persetujuan ini diberikan untuk menjaga kepercayaan warga agar dana yang terkumpul dapat dikelola dengan baik dan transparan, lanjut Wapres.

Dalam arahannya, Wapres juga menekankan pada optimalisasi pengelolaan dana seperti zakat, infaq, sedekah dan wakaf (ZISWAF).

Ia mengatakan, penting bagi lembaga filantropi untuk bisa melakukan hal tersebut. penggunaan teknologi digital dalam penggalangan dana sosial.

Karena dengan digitalisasi, peredaran uang bahkan proses pelaporan bisa menjadi lebih mudah dan transparan.

“Digitalisasi dapat mempermudah proses penyaluran dan pelaporan dana, sedangkan literasi masyarakat melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penggalangan dana,” ujarnya.

Selain itu, Wapres berharap ada inovasi dalam penyaluran dana sosial kepada penerima manfaat agar dana yang dipesan tepat sasaran dan tetap terjaga manfaatnya.

Salah satu sektor yang menjadi fokus Wapres adalah pemberian dukungan pendidikan kepada sekolah atau lembaga pendidikan tertinggal.

“Meningkatkan penyaluran dan pemanfaatan dana ZISWAF dengan mengembangkan berbagai inovasi skema penyaluran seperti pemberian bantuan pendidikan, pelatihan kerja, dan wakaf irigasi,” tegas Wapres.

Sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres), KH. Ma’ruf Amin berharap jumlah lembaga filantropi penyalur dana wakaf dan zakat semakin bertambah di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Wapres usai pembukaan lembaga Zakat Amal Space Indonesia pada Selasa (14/5/2024).

Wapres mengatakan, jumlah lembaga filantropi yang terdaftar di Kementerian Agama (Kemenag) RI yang saat ini berjumlah 170, perlu terus ditingkatkan.

“Saya kira perlu ditingkatkan karena potensi zakat dan wakaf sangat tinggi,” kata Marruf Amin di Istana Wakil Presiden, Selasa.

Harapan Wapres untuk menambah jumlah lembaga filantropi bukan tanpa dasar, ia mengatakan selama ini banyak dana zakat dan wakaf yang belum tersalurkan dengan baik.

Menurut Wapres, berdasarkan data Kementerian Agama, dari total ratusan triliun dana zakat dan wakaf, hanya 10 persen yang tidak dikelola dengan baik.

“Tidak apa-apa, dikelola dengan baik, tidak dirangkai dengan baik. Kalau informasi zakatnya 327 triliun, lalu dengan wakaf setahun sekitar 180 triliun, jadi sekarang hanya 10 persen, jadi masih jauh, jadi perlu ada lembaga. lebih banyak berada di sana,” katanya.

Namun Wapres menegaskan, lembaga yang ia lekati harus terakreditasi dan bukan sembarang.

Ia mengatakan, Kemenag juga harus selektif sebelum memberikan izin kepada lembaga filantropi di kemudian hari.

“Tapi yang bisa diandalkan bukan hanya asal banyak saja, tapi sangat selektif, dan saya juga minta Kemenag harus selektif dan juga harus memperbaharui ide-ide kreatif,” ujarnya.

Menurut Wapres, jika dana zakat dan wakaf sebesar ini dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin akan membantu perekonomian masyarakat miskin.

Dana tersebut juga dapat mendukung pengembangan dunia pendidikan dan mengatasi masalah kesenjangan sosial.

“Jadi kalau dana sebesar ini atau 50 persen saja bisa dikelola dengan baik, banyak hal yang bisa kita lakukan, terutama untuk mengentaskan kemiskinan dan mengatasi permasalahan sosial lainnya,” ujarnya.

“Saya sangat mendukung lembaga-lembaga yang bekerja untuk kebaikan, kebaikan, dalam hal menghimpun dana jika ada potensi,” kata Wapres.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *