Romo Magnis Harap Tiga Hal Ini Tidak Hilang di Era Pemerintahan Prabowo

Laporan dari jurnalis Tribune, Mario Cristian Sumanpo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Franz Magnis Suseno SJ atau Romo Magnis, guru besar filsafat Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara (STF) meyakini kebebasan berdemokrasi tidak akan dibatasi di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara dalam debat bertema “Setelah 26 tahun reformasi dan pemilihan presiden yang tidak menghakimi” di Auditorium STF Driyakara, Jakarta, Senin (20/05/2024).

Saat itu, ia menginformasikan ada tiga persoalan penting yang harus diperjuangkan rakyat di era Prabowo, dan tidak disingkirkan oleh orang yang tiga kali maju dalam Pilpres dan gagal.

Salah satunya adalah kebebasan untuk tidak dibatasi dalam mengemukakan, mengumpulkan, dan mengorganisasikan pendapat.

“Saya kira setidaknya ada tiga hal yang harus kita perjuangkan. Perjuangan juga ada di bawah pemerintahan Pak Prabowo Subianto,” kata Romo Magnis.

“Pertama, kebebasan demokratis. Jadi mari kita bahas kebebasan berpendapat, kebebasan berkumpul, kebebasan berserikat tidak terbatas,” imbuhnya.

Pastor Magnis mengakui, banyak perkembangan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) beberapa tahun terakhir ini terkait dengan pembatasan yang disebutkannya. Ia berharap hal ini sangat berbahaya dan di masa depan, Prabowo tidak akan mengabaikannya dan melakukan hal yang sama.

“Beberapa perkembangan dalam beberapa tahun terakhir dalam pembatasan kebebasan berpendapat, yang dapat menyebabkan polisi dituduh menghina orang karena dikritik, sangatlah berbahaya. Kita tidak boleh membiarkan kebebasan baru dalam konstitusi kita diabaikan lagi,” katanya. .

Selain itu, poin lain yang disampaikan Pastor Magnis adalah harapannya agar kedaulatan nasional maupun kedaulatan individu tidak hilang.

Ia menghimbau masyarakat untuk terus kritis dalam memantau dan membantu mengelola dan menjaga kedaulatan.

Kemudian, menurutnya, keadilan sosial juga menjadi isu yang sangat penting untuk dijaga. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dan negara yang majemuk, negara ini telah berhasil menganut prinsip tersebut.

Kita juga bisa sepakat bahwa Indonesia juga sukses, dari Sabang sampai Merauke, Indonesia adalah negara normal. Kita mungkin tidak bisa kemana-mana, dan mungkin tidak bisa pergi ke mana pun. mendapatkan makanan. “Berjalan di Jakarta malam itu tidak lebih berbahaya dibandingkan di Frankfurt atau London,” ujarnya.

“Soal pemeliharaan jalan, Indonesia bebas kelaparan, kemiskinan ekstrim sangat terbatas di negara seperti Indonesia, negara kepulauan, negara majemuk, ini sukses,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *