TRIBUNNEWS.COM – Riyadh menjadi tuan rumah pertemuan puncak Arab-Eropa membahas pengakuan negara Palestina pada Senin (29/4/2024).
Saluran berita Al-Ekhbariya melaporkan bahwa pertemuan tersebut diadakan di ibu kota Riyadh, dan diperkirakan akan dihadiri oleh perwakilan 20 negara.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan, mengatakan: “Kami sekali lagi berkomitmen untuk menemukan solusi akhir atas konflik ini, dengan mengakui Negara Palestina.”
Pembahasan ini direncanakan usai pertemuan enam negara Arab dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken yang berkeliling Timur Tengah untuk mencari solusi perang antara Israel dan Hamas.
Blinken tiba di Arab Saudi pada Senin (29/4/2024), setelah itu dijadwalkan terbang ke Israel dan Yordania.
Departemen Luar Negeri AS bungkam dan belum merilis rincian tentang kunjungan Blinken ke Israel dan Yordania.
Pengakuan terhadap negara Palestina kembali ditegaskan oleh banyak pemimpin dunia, salah satunya Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide.
Eide mengatakan negaranya bisa mengumumkan pengakuan negara Palestina pada musim panas ini, sekitar Mei-Juni.
Dalam wawancara dengan televisi lokal, Eide ditanya kapan Norwegia akan mengakui Negara Palestina.
Dia kemudian menjelaskan bahwa pemerintah Norwegia sedang menangani masalah ini dan bekerja sama dengan “negara lain.”
“Jika masyarakat ingin mencapai prinsip solusi dua negara untuk dua negara, jelas itu membutuhkan dua negara,” ujarnya.
“Satu disebut Palestina dan satu lagi Israel,” katanya.
Eide menekankan bahwa Israel harus menerima konsep dua negara secara bersama-sama.
Prinsip ini tidak bisa dicapai tanpa perundingan bersama dengan mereka, jelasnya.
Pada pertengahan April lalu, Perdana Menteri (PM) Norwegia, Jonas Gahr Storhe, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Spanyol menegaskan bahwa Oslo siap mengakui Negara Palestina secara resmi.
Artinya Spanyol pada saat yang sama mempunyai sikap yang sama.
Perlu diketahui bahwa Pemerintah Jamaika sudah mengakui Negara Palestina dari luar negeri.
Pada Rabu (24/4/2024), Jamaika telah mengumumkan penerimaannya oleh Negara Palestina, yang dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan dan Luar Negeri, Kamina Smith.
Sabtu (20/4/2024) lalu) Jamaika mengakui negara Palestina. Serangan darat di kota Rafah
Selain itu, Pangeran Faisal melalui keterangannya, Senin (29/4/2024), memperingatkan terhadap rencana penyerangan Israel di kota Rafah.
Ia mengatakan rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bisa menimbulkan bencana.
Presiden AS Joe Biden telah menyatakan keprihatinannya atas rencana serangan darat Israel di Rafah.
Rafah adalah kota di Jalur Gaza yang kini menjadi tumpuan hidup 1,3 juta warga Palestina yang terusir dari negaranya di utara.
Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, juga menyerukan agar Gaza segera diakhiri dan kedua negara segera menyelesaikan konflik tersebut.
Ia pun meminta bantuan untuk segera mencapai lokasi tersebut.
Saat ini, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat masih berupaya melakukan mediasi antara pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan pertempuran.
Meski masih belum ada kejelasan dan tekanan masyarakat terhadap perundingan gencatan senjata semakin meningkat.
Al Jazeera mengatakan Israel telah melancarkan serangkaian serangan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut Tel Aviv menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sekitar 34.500 warga Palestina terbunuh, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Lebih dari 77.600 orang lainnya terluka akibat kerusakan yang meluas dan kurangnya kebutuhan dasar.
PBB mengatakan sebagian besar wilayah Gaza telah hancur, memaksa 85 persen penghuni kamp tersebut mengungsi sementara makanan, air bersih dan obat-obatan terbatas.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)