Ritel Offline dan Online Akomodir Preferensi Belanja Konsumen

Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Riset perusahaan data dan analitik Populix mengungkap perubahan menarik dalam perilaku belanja konsumen di Indonesia pasca pandemi.

Meskipun pandemi telah menyebabkan peningkatan belanja online secara signifikan, penelitian menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman berbelanja konsumen dan akan terus berkembang bahkan setelah pandemi.

“Riset kami menunjukkan dinamika kompleks antara ritel online dan offline, yang keduanya tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang secara harmonis untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam,” kata Kepala Riset Populix Indah Tanip dalam keterangan tertulis, Kamis (18 April). , 2024). ).

Penelitian dilakukan pada tanggal 9-14 November 2023 dengan menggunakan metode survei hybrid offline dan online terhadap 515 pembeli dan 265 penjual, yang terdiri dari peserta pria dan wanita.

Pembeli yang disurvei berusia antara 18 dan 55 tahun, dan penjual yang disurvei adalah orang-orang yang termasuk dalam usia produktif di Indonesia.

Penelitian bertajuk “Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline” ini mengkaji tren belanja offline dan online serta situasi pascapandemi yang juga mempengaruhi perilaku belanja konsumen.

Riset tersebut juga membandingkan preferensi belanja konsumen dalam tiga periode waktu: sebelum pandemi, saat pandemi, dan setelah pandemi.

54 persen peserta yang aktif berbelanja online dan offline karena alasan kesehatan dan pembatasan aktivitas sosial lebih memilih aktivitas belanja online di masa pandemi.

Bahkan setelah pandemi berakhir, 49 persen lebih sering melakukan aktivitas belanja online.

Setelah pandemi berakhir, jumlah konsumen yang lebih memilih belanja offline meningkat dua kali lipat.

“Hal ini menunjukkan meskipun tren belanja online cukup populer, namun konsumen Indonesia masih suka berbelanja secara offline,” ujarnya.

Dari sisi konsumen, kehadiran toko offline dan online dipandang sebagai salah satu cara untuk memenuhi preferensi belanja pada kategori produk tertentu.

Produk fashion dan kecantikan (masing-masing 46%) dibeli secara online, sedangkan kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan (34%) sebagian besar dibeli secara offline.

Sementara 67 persen responden menyatakan belanja online lebih praktis, 66 persen menyatakan perbandingan harga lebih mudah, dan ketersediaan metode pembayaran yang berbeda menempati urutan ketiga (60 persen).

Di sisi lain, offline, tangibility atau kemampuan untuk memegang/merasakan produk secara langsung (77%), kurangnya biaya pengiriman (66%), diikuti oleh kedekatan dengan toko (62%) menjadi tiga faktor pendorong utama. konsumen untuk pergi ke toko. offline untuk berbelanja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *