Riset: Penggunaan Produk Tembakau Alternatif Miliki Profil Risiko Lebih Rendah daripada Konvensional

Tribunus.com, Jakarta – Ox Xford University Press telah mengungkapkan penelitian terbaru yang disebut “Nikotin dan Tembakau” bahwa perokok menyalakan produk tembakau alternatif dapat mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan sistem pernapasan. 

Studi ini menggunakan evaluasi pengukuran panjang nasional, populasi tembakau dan kesehatan (PET) di Amerika Serikat, yang dikelola oleh organisasi kesehatan nasional. 

Dalam penelitian ini, perokok dewasa diamati pada 2013-2019, yang mengalami batuk dan keras kepala/keras kepala pada awal penelitian. 

Ilmuwan membagi topik penelitian menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang sepenuhnya ditangguhkan, kelompok -kelompok yang menjaga rokok elektronik, merokok dan transisi ke kelompok pengguna ganda.

Akibatnya, ada kelompok yang sepenuhnya berubah menjadi rokok elektronik, sistem pernapasan menjadi moderat dibandingkan dengan kelompok lanjutan. 

3.363 orang (65 persen) tidak lagi mirip dengan penelitian batuk 5210. 

Berbicara tentang 5.367 penelitian di awal penelitian/pada awal keras kepala, 2.862 orang (53 persen) mengalami reformasi. 

“Pengguna rokok yang benar -benar beralih ke arah rokok elektronik dapat sembuh ketika meningkatkan gejala jalan napas, yang tidak mengurangi intensitas merokok, mungkin menghadapi peningkatan risiko epidemi pernapasan,”, “kata Berlovitz Berlovitz.

Pada kedua kalinya, para ilmuwan dari Fakultas Gigi di Universitas Pillirjaran adalah Dr. Dr. Indra Mastika SP, DRG, SP Perio (K) menyatakan bahwa penelitian konsisten dengan banyak penelitian sebelumnya. 

Studi yang berbeda telah menunjukkan bahwa produk seperti rokok elektronik atau tembakau panas lebih rendah dari rokok tradisional.

“Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan tembakau panas, mengurangi risiko kesehatan karena mereka tidak melewati proses pembakaran seperti rokok tradisional,” Dr. Kata Indra.

Dr .. Dr. Indra menjelaskan dengan menghapus dan mengganti proses pembakaran, dan produk tembakau alternatif dapat mengurangi jumlah zat berbahaya yang memasuki tubuh. 

Namun, ini masih dalam bahaya dibandingkan dengan penutupan merokok total.  

Dr .. Dr. Indra berharap bahwa pemerintah dapat mempertimbangkan mengurangi risiko atau kehilangan kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia untuk mengurangi merokok. 

Menurutnya, banyak negara, seperti Inggris dan Laut Baru, telah berhasil mengurangi jumlah perokok setelah strategi pengurangan risiko diadopsi, memberikan informasi yang jelas tentang opsi risiko rendah.

“Tapi produk ini tidak menarik bagi non -persmer dan remaja, serta aturan untuk memastikan kontrol kualitas untuk memastikan keamanan penggunaannya.” 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *