Laporan reporter Tribunnews.com Eko Sutrium
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jangan bingung antara buku kumpulan kasus detektif The Art of Reading Human Secrets dengan buku kasus Sherlock Holmes atau yang disebut fiksi Kogoro Maure.
Pasalnya, buku Detektif Jubun merupakan kisah seorang detektif swasta asli Indonesia di dunia nyata.
Detektif Zubun memperkenalkan bukunya yang berisi 17 tahun kasus berjudul “Seni Membaca Rahasia Manusia” pada acara peluncuran buku.
Dari cerita-cerita dalam buku tersebut terlihat jelas bahwa detektif swasta di dunia nyata berbeda dengan dunia fiksi.
“Buku ini menceritakan kisah detektif nyata di dunia nyata, tidak seperti yang diketahui orang dari fiksi,” kata Zubun dalam keterangannya, Rabu (17/7/2024).
Zubun mencontohkan, gambaran detektif dalam fiksi selalu identik dengan sosok misterius yang mengetahui kehidupan malam.
Namun di dunia nyata, bahkan di Barat, hal ini tidak terjadi.
“Mungkin sebagian orang membayangkan detektif itu digambarkan sebagai pria bertopi koboi, duduk di bar dengan cerutu di tangannya, sambil minum minuman beralkohol di kedua sisinya. Bukan itu masalahnya,” kata Zubun. .
Melalui buku The Art of Reading Human Secrets, Zubun mengisahkan kehidupannya dalam menjalani profesi sebagai detektif dunia nyata.
Dia terlihat seperti orang normal yang menunjukkan kehangatan dalam keluarganya dan kehidupan sehari-hari yang normal.
“Buku tersebut menggambarkan seorang detektif, seorang detektif yang mengandalkan kecerdasan, jaringan (koneksi) dan kemampuan lain seperti psikologi, komunikasi dan banyak pemikiran hebat. Namun secara umum tetap berperilaku seperti orang baik,” ujarnya. .
Beberapa rekan Detektif Zubun dan anggota keluarga juga turut hadir, termasuk istri, anak, dan teman-teman Zubun. Belum lagi banyaknya kelompok pelajar muda dan masyarakat pecinta buku detektif dan mendapatkan wawasan baru tentang profesi di dunia nyata.
Beberapa peserta, antara lain Detectives ID, Conan Fan Club, dan komunitas penulis cerita detektif fiksi tim media, tertarik untuk mendalami profesi detektif swasta.
Salah satu peserta, Libertus S. Payne, pakar hukum perbankan, melontarkan pertanyaan yang sangat menarik.
Libertus bertanya kepada Zubun apakah ada cara atau metode untuk menghindari kredit macet atau gagal bayar utang pelanggan.
Menurut Zubun, kemampuan membaca kebiasaan dan pola gaya hidup calon peminjam juga tidak kalah pentingnya.
“Banyak pinjaman yang gagal bayar disebabkan oleh kebiasaan belanja nasabah, sehingga bank dapat menyewa penyelidik swasta untuk menyelidiki calon nasabah sebelum memberikan pinjaman,” katanya.
Pembukaan acara di kawasan Kemang, Jakarta Selatan diawali dengan lagu Aman Sentosa yang dinyanyikan Hananto diiringi permainan biola Marcella Aprilia, dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Di penghujung acara, penonton juga disuguhi lagu nostalgia yang dibawakan oleh Janvil Dama (pencipta lagu Aman Sentosa) yang berduet dengan Marcella Aprilia.