TRIBUNNEWS.COM – Ribuan warga Israel berbondong-bondong ke perbatasan Taba untuk memasuki Mesir menjelang libur Idul Fitri mendatang, Middle East Eye melaporkan.
Pada saat yang sama, hanya sejumlah kecil warga Palestina yang dapat meninggalkan Gaza dan memasuki Mesir melalui perbatasan Rafah.
Warga Gaza yang ingin meninggalkan Jalur Gaza harus mendaftarkan namanya terlebih dahulu.
Mereka bahkan diminta untuk membayar “biaya penyelesaian yang besar” kepada jaringan perantara dan kurir yang dicurigai memiliki hubungan dengan badan intelijen Mesir.
Menurut penyelidikan Guardian pada bulan Januari, warga Gaza harus membayar sekitar $10.000 dalam bentuk uang kuda kepada perantara untuk membantu mereka melarikan diri melalui Mesir.
Warga Jalur Gaza masih harus merayakan Idul Adha di tengah semakin brutalnya pendudukan Israel.
Perang tersebut pecah pada 7 Oktober 2023 dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir hingga saat ini.
Hingga Jumat (14 Juni 2024), pendudukan brutal Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan 37.266 warga Palestina tewas dan lebih dari 80.000 orang terluka, Al Jazeera melaporkan.
Kebanyakan korban yang terbunuh adalah anak-anak dan perempuan.
Israel terus melancarkan pendudukan darat di Rafah di tengah tekanan internasional.
Selain Rafah, Israel melancarkan berbagai serangan terhadap wilayah lain di Jalur Gaza yang tenang.
Menurut kutipan dari WAFA, serangan udara Israel menyasar bangunan tempat tinggal di bagian barat Gaza.
Serangan tersebut menyebabkan dua wanita dan seorang anak tewas pada Jumat (14 Juni 2024). meninggal karena kekurangan gizi
Mostafa, seorang remaja Palestina berusia 14 tahun, adalah korban terbaru yang meninggal karena kekurangan gizi di Gaza.
Orang tua anak laki-laki tersebut, yang dievakuasi dari Gaza utara akibat perang Israel di wilayah Palestina, berduka atas kematian putra mereka.
Para pejabat kesehatan di Gaza menuduh militer Israel memblokir pasokan suplemen makanan yang dapat menyelamatkan anak-anak yang kelaparan di wilayah yang dilanda perang tersebut.
Mostafa hanyalah satu dari 28 anak yang meninggal akibat kelaparan Israel di Gaza.
Menurut kantor berita Lebanon NNA, sebuah rumah “hancur total” dan kebakaran terjadi di kota Kfarkira setelah “serangan Israel yang bermusuhan”.
Belum jelas jenis senjata apa yang digunakan dalam serangan tersebut.
Berdasarkan pengumuman tersebut, ambulans dipanggil setelah kejadian tersebut, namun jumlah korban akibat penyerangan tersebut masih belum diketahui.
Dalam keadaan lain, setidaknya 14 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangkaian serangan di lingkungan Tufa dan Shujaya di Kota Gaza.
Puluhan orang lainnya juga terluka dalam serangan itu, menurut kantor berita Palestina Wafa.
Militer Israel mengatakan pesawat tempurnya menyerang pangkalan peluncuran roket Hizbullah di wilayah Yaroun di Lebanon selatan, serta “depot amunisi”, “fasilitas militer” dan “infrastruktur teroris” di wilayah Ramya, Hura dan Aitaroun.
Lebih dari selusin rudal dan roket juga ditembakkan dari wilayah Lebanon menuju Israel utara pada Jumat malam.
Dua warga Palestina terluka, satu dalam kondisi kritis, dalam serangan dini hari yang dilakukan pasukan Israel di kamp pengungsi Harazon di Tepi Barat yang diduduki, kantor berita Wafa melaporkan.
Kantor berita tersebut juga melaporkan bahwa lahan pertanian yang ditanami zaitun dan almond telah dibakar setelah serangan yang dilakukan oleh pemukim ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki.
(Tribunnews.com, Andari Uhlan Nugrahani)