Alfarizi AF, jurnalis Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menanggapi rumor penggunaan delapan pemain asing pada Liga 1 musim 2024/25.
Melalui Anggota Komite Eksekutif (Exco) Arya Sinulina, ia mengatakan pidato tersebut tidak masuk dalam pembahasan PSSI.
Arya pun mengatakan, wajar jika kabar tersebut tersebar. Namun sejauh ini PSSI menyatakan belum ada pembicaraan serius dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator kompetisi Liga 1.
“Kami belum ada aturannya. Kalau bicara dan sebagainya, bisa dilakukan di mana saja,” kata Arya.
“Tapi yang jelas kita belum melihat aturan LIB-nya,” ujarnya kepada media, Sabtu (12/5/2024) di GBK Arena, Senayan, Jakarta.
Pria asal Sumut itu mengatakan, jika aturan tersebut dipatuhi dengan baik, PSSI akan mengkajinya lebih lanjut.
Arya mengatakan PSSI akan menilai terlebih dahulu apakah kuota delapan pemain asing bisa memberikan efek domino kepada timnas Indonesia.
Kedelapan pemain asing tersebut akan terbagi menjadi tujuh pemain bebas agen dan satu pemain asing asal Asia Tenggara.
Jika aturan tersebut diterapkan, pemain lokal Indonesia harus bekerja lebih keras untuk bisa masuk tim utama.
Jika melihat efek dominonya, pemain lokal yang konsisten sukses di tim utama juga berpeluang lebih besar untuk melangkah.
Dengan begitu, secara langsung Timnas Indonesia mempunyai basis pemain kompetitif untuk mengisi skuad Garuda.
“Nanti kita lihat lagi apakah aturan ini memberi ruang bagi timnas kita untuk mendapatkan pemain yang lebih baik, itu tujuannya,” kata Arya.
“Selain menjadikan liga lebih kompetitif, permainan juga bisa dibuat lebih menarik,” ujarnya.
FYI, jika melihat liga-liga kelas satu negara tetangga, Indonesia punya skuad yang standar.
Misalnya Malaysia dan Thailand. Kedua liga di Tanah Air menggunakan aturan sembilan pemain asing.
Sementara itu, Vietnam menggunakan empat pemain asing di liga papan atas mereka.
PT LIB berfokus pada pemain yang kelebihan bayaran dan ketidakcocokan dalam hal keterampilan
Diberitakan sebelumnya, PT LIB pun menanggapi kabar bakal menggunakan delapan pemain asing pada musim depan.
Direktur Utama (Dirut) PT LIB Ferry Paulus mengatakan, seluruh rumor yang beredar mungkin saja menjadi kenyataan.
Menurut Ferri Polus, kuota penggunaan pemain asing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing klub.
Mungkin belum genap delapan. Secara finansial, klub harus benar-benar siap. Itu plus minusnya antara pemain asing dan dalam negeri, kata Ferry Polus Jakarta, di Senayan, Rabu (8/5/2024).
Ferri Paulus pun membeberkan banyaknya kelebihan gaji pemain dalam dan luar negeri di Ligue 1.
Pakar berusia 59 tahun itu mengatakan, terlalu banyak pemain yang gaji dan skillnya tidak sesuai.
“Pemain asing yang berkualitas bisa disebut plus minusnya. Ada pemain yang mahal, ada juga yang harganya pas-pasan,” kata Ferry.
“Kalau kita bicara hari ini, yang latihan PR bareng itu pemain asing atau lokal, yang dibayar lebih. Jadi di kelasnya ada yang nilai 7 poin, tapi harganya lebih tinggi dari 12,” jelasnya.
Selain itu, mantan wakil Persia Jakarta ini juga berharap pihak klub tetap menjaga keseimbangan dalam pemilihan pemain.
Padahal, feri yang sedang berjalan, dalam hal ini sang pemain tidak salah meminta gaji lebih tinggi. Namun harus sesuai dengan apa yang diberikan kepada klub.
“Tentunya harus ada keseimbangan dalam memperebutkan pemain yang punya kualitas tertentu, tapi harganya tidak kompetitif. Tapi dari negosiasi yang tepat. Pemain juga ingin gaji yang lebih tinggi, itu tidak benar, tapi prinsip pakai. itu. Harus konsisten,” kata Ferry.
“Jadi memiliki enam pemain asing atau lebih adalah pekerjaan rumah kita bersama. Yang jelas standarnya harus kita naikkan,” imbuhnya.
Sebagai referensi, pada Ligue 1 2023/24, PT LIB menerapkan aturan enam pemain asing.
Rinciannya, lima pemain merupakan pemain asing dan satu pemain berasal dari Asia Tenggara.