Respons Singkat Presiden dan Penjelasan TKN soal Kemungkinan Jokowi jadi Penasihat Prabowo

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapan singkat terhadap pidato revitalisasi Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Kabarnya, ke depan lembaga ini akan dipimpin oleh mantan presiden dan wakil presiden.

DPA bertugas memberikan informasi kepada Presiden dan Wakil Presiden yang sedang menjabat di pemerintahan.

Menanggapi hal tersebut, Joko Widodo hanya memberikan jawaban singkat.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu enggan berkomentar lebih jauh karena ia akan menjabat presiden enam bulan ke depan.

“Saya presiden enam bulan ke depan. Saya masih presiden sekarang,” ujarnya usai mengunjungi Unit Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa 14 Mei 2024.

Joko Widodo mengaku saat ini sedang fokus menyelesaikan program kerja pemerintah.

“Saat ini masih berfungsi. Itu yang Anda minta,” katanya. TKN: Jokowi Tak Perlu Jadi DPA-nya Prabowo

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Silfester Matutina, menilai Jokowi tidak perlu menjadi DPA Prabowo di pemerintahan mendatang.

Silfester mengatakan, Jokowi selalu siap memberikan saran jika diminta oleh Prabowo.

“Saya kira tidak perlu, karena Joko Widodo sebagai politisi, bapak bangsa dan mantan presiden, akan memberikan pendapat atau opininya terhadap kasus Pak Prabowo, presiden terpilih, setiap kali terjadi pemilu. Presiden akan memintanya sebagai quid pro quo, atau intinya kalau diminta, dia akan menyediakannya,” kata Silfester seperti dikutip Kompas.com, Rabu (15 April 2024).

Menurut Silfester, Joko Widodo pernah menyatakan ingin mundur dari jabatan presiden dan kembali ke kampung halamannya di Solo.

Joko Widodo mengaku ingin membesarkan cucunya di Solo.

Meski demikian, Silfester mengatakan Jokowi akan selalu memberikan kontribusinya kepada pemerintah demi kebaikan negara.

Silfester juga menegaskan, jika Jokowi terpilih menjadi presiden, maka ia akan menyerahkan segala keistimewaan kepada Prabowo.

“Jadi Pak Joko Widodo bilang, kalau diminta saja, Pak Jokowi akan memberikan semua bantuan yang diminta Pak Prabowo. Jadi pokoknya, kalau mendengarkan Pak Jokowi hari ini atau kemarin, dia akan tetap bersama Pak Prabowo” “ Saya harus tetap di kantor selama enam bulan lagi.” » jelas Silfester.

“Jadi sebenarnya kita juga patut bersyukur Pak Jokowi masih menjabat sampai sekarang. Siapapun presiden kita, Pak Prabowo baru akan menjadi presiden pada 20 Oktober 2024 setelah dilantik MPR RI,” imbuhnya. Pidato DPA masih dalam peninjauan.

Pernyataan lain disampaikan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.

Muzani mengatakan, usulan revitalisasi DPA masih dalam tahap kajian.

“Iya, sedang dikaji oleh beberapa lembaga, termasuk Dewan Pertimbangan Presiden (Agung),” kata Muzani usai menyelesaikan Halal Non-Halal bersama Ikatan Keluarga Jabodetabek yang digelar di Gedung Nusantara, Minggu IV Parlemen Senayan, Jakarta. (12 Mei 2024) Jadi.

Menurut Muzani, seluruh lembaga, tak hanya DPA, masih dalam peninjauan.

Meskipun beberapa lembaga dapat diperkuat, lembaga lainnya dapat digabungkan atau dihapuskan.

“Iya semua lembaga sedang dikaji dan ada yang bisa diperkuat, tapi ada juga yang sudah mempertimbangkan untuk merger dengan kementerian yang ada, merger atau bahkan likuidasi,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Taufik Ismail) (Kompas.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *