Respons Pengembang Properti Soal Tapera dan Wacana Pembentukan Kementerian Perumahan

Reporter TribuneNews.com Dennis Destryawan melaporkan

Tribunenews.com, Jakarta – Pemerintah diminta serius mengatasi permasalahan perumahan, karena sektor tersebut berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan Kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (TPERA) yang memotong iuran gaji pekerja sebesar 3 persen, dengan rincian 0,5 ditanggung pengusaha dan 2,5 ditanggung pekerja.

Di sisi lain, pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dikabarkan akan memisahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi dua kementerian.

Sekretaris Perusahaan PT Inteland Development Tbk, Theresia Rustandi, menanggapi hal tersebut dengan mengatakan pemerintah perlu melakukan upaya lebih dalam untuk mengatasi permasalahan perumahan, agar masyarakat mudah mendapatkan dana untuk memiliki rumah.

“Di negara lain ada lembaga yang mengaturnya agar bisa mendapat pendanaan murah,” tulis Theresia, Jumat (31/5/2024).

Menurut dia, pembiayaan murah akan mengatasi permasalahan backlog dan masyarakat semakin sejahtera.

“Yang terpenting ada koordinasi satu atap dari pemerintah agar dana ini (tapera) tidak tercecer kemana-mana, dana ini dihimpun agar bisa digunakan untuk perumahan rakyat,” ujarnya.

Soal wacana pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat, Theresia menyambut positif karena industri perumahan itu sederhana dan tidak ribet.

Namun sektor real estate mempunyai multiplier effect terhadap 185 subsektor turunannya.

Selain itu, sektor perumahan mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap eksploitasi tenaga kerja, banyak menggunakan produk lokal dan melibatkan banyak tim sehingga diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan perekonomian nasional.

“Pengaruh industri real estate sangat besar dampaknya. Ekosistem ini perlu diatur dengan lebih fokus pada pemerintahan baru, jika kita fokus pada kontribusi real estate maka akan sangat besar bagi perekonomian Indonesia,” ujarnya. dikatakan. Perubahan manajemen

Di sisi lain, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), PT Intiland Development Tbk (DILD) menyetujui perubahan kepengurusan perseroan.

Theresia mengatakan pemegang saham menerima pengunduran diri Moedzianto Suesilo Tjahzono sebagai wakil direktur utama perseroan dan Ping Handayani Hanli sebagai direktur perseroan.

Rapat umum tahunan menyetujui pengangkatan Ping Handyani Hanli sebagai komisaris dan Novita Angriani sebagai direktur baru perseroan, kata Theresia.

Novita Angriani bergabung dengan Intelland pada tahun 2015 dan telah menduduki beberapa posisi penting sebagai General Manager perusahaan dan Direktur di berbagai anak perusahaan.

Sebelum di Intiland, Novita Angriani memiliki pengalaman posisi strategis di bidang real estate di PT Jones Lang LaSalle Indonesia, Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan PT Colliers Jardine Indonesia. “Perubahan komposisi Direksi dan Dewan Komisaris ini akan memperkuat jajaran manajemen Intiland “Kami yakin perubahan ini merupakan masa depan perusahaan dan akan memberikan dampak positif bagi perkembangan jangka panjang,” ujar Archid Noto Pradono, Direktur Manajemen Modal dan Investasi Intelland.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *