Respons Menohok Hasto Tanggapi Permintaan Maaf Jokowi, Singgung Data Manipulatif Impor Beras

TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Christianto menanggapi permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada seluruh masyarakat Indonesia, Senin (1/8/2024) lalu.

Permintaan maaf tersebut disampaikan Jokowi saat acara peringatan dan doa bersama dalam rangka HUT ke-79 Republik Indonesia di halaman Istana Merdeka Jakarta, Senin malam (1/8/2024). 

Jokowi meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya saat menjalankan negara bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin. 

Menurut Khasto, seharusnya kebijakan presiden itu diperhitungkan di hadapan rakyat, bukan dengan permintaan maaf. 

Partai menegaskan kebijakan presiden bertanggung jawab kepada rakyat, kata Hasto Cristiano, Sabtu (3/8/2024). 

Ia mencontohkan kebijakan impor beras yang menurutnya data impor tersebut ternyata merupakan manipulasi. 

Hasto membahas data impor beras karena Indonesia mengimpor 6 juta ton tahun ini.

Misalnya, kami yang ngotot menolak impor beras, terbukti informasi yang disampaikan tadi adalah manipulasi.

“Kebijakan-kebijakan ini harus dipertanggungjawabkan terlebih dahulu kepada masyarakat, dan ini harus disampaikan terlebih dahulu, bukan meminta maaf,” pungkas Hasto.

Sebelumnya, sejumlah elite partai juga mengingatkan Jokowi akan janji-janji yang diucapkannya selama hampir 10 tahun menjabat. 

Termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

PKB mengingatkan Jokowi akan janji-janji yang tidak dipenuhi selama memerintah Indonesia. 

Wakil Ketua PKB Jazilul Fawaid mengatakan permintaan maaf secara pribadi tentu bisa dimaklumi. 

Namun menurutnya, masyarakat akan memperhatikan program atau janji yang tidak terpenuhi. 

“(Permintaan maaf) dipahami secara pribadi,” kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (2/8/2024), seperti dikutip Kompas.com. 

Namun sebagai Presiden, masyarakat Indonesia akan memperhatikan apa yang belum dilakukan, apa yang sudah dilakukan, dan apa janji yang tidak ditepati, lanjutnya. 

Jazilul mengatakan, sebagai presiden sudah seharusnya menepati janjinya kepada rakyat. 

“Seberapa yakin dia dengan mandatnya?” 

Karena masyarakat menunggu janji dipenuhi dan presiden dibayar, kata Jazilul. 

Menurutnya, di sisa masa jabatannya, Jokowi harus membenahi dan menyelesaikan seluruh pekerjaan rumahnya. 

“Banyak hal yang perlu diperbaiki, antara lain janji pertumbuhan ekonomi belum terpenuhi, janji menjaga demokrasi masih terpendam, dan masih ada pihak yang belum merasakan kepuasan tersebut,” kata Jazilul.

Meski demikian, Jazilul yakin masyarakat akan memaafkan dan menerima permintaan maaf Jokowi.

PKS meminta Jokowi mengevaluasi Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. (Trunnews/Ibriza Fasti Ifhami)

Di sisi lain, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai ada baiknya Jokowi memperhatikan kekurangan 10 tahun pemerintahannya. 

Mardani Ali Sera mengatakan kepada wartawan, Jumat (8/2/2024): “Pak Jokowi sebaiknya menyampaikan rekor kekurangan selama 10 tahun agar penerusnya bisa meneruskannya.

Menurutnya, masih banyak yang belum terlayani dengan baik dalam 10 tahun terakhir.

Meski demikian, Mardani sangat mengapresiasi sikap Jokowi yang meminta maaf kepada masyarakat.

“Pemimpin yang baik mudah sekali meminta maaf kepada rakyatnya. Meski tingkat kepuasan masyarakat tinggi, namun masih banyak masyarakat yang belum tersentuh dan terlayani,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Fersianus Waku)(Kompas.com) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *