Rentan Dialami Usia Produktif, Apa Penyebab Irama Jantung Tidak Teratur atau Atrial Fibrillation?

Laporan reporter Tribunnews.com Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kasus fibrilasi atrium (AF) semakin hari semakin sering terjadi.

Fibrilasi atrium adalah suatu kondisi di mana ritme detak jantung tidak teratur.

Penyakit jantung tidak hanya mengancam orang lanjut usia, tetapi juga orang-orang usia kerja. 

Ahli Jantung Yoga Uniadi, Fibrilasi atrium ditandai dengan detak jantung yang cepat melebihi batas normal atau ritme detak jantung yang tidak teratur. 

Penyebab utamanya adalah gangguan kelistrikan pada jantung sehingga menyebabkan detak jantung tidak teratur.

“Jika direkam EKG terlihat pada penderita fibrilasi atrium, denyut nadi menjadi tidak teratur, dan komponen gelombang tampak kecil dan tidak jelas,” jelas dokter RS ​​Siloam TB Simatupang.

Detak jantung yang tidak teratur menyebabkan darah yang dipompa jantung menjadi tidak stabil dan dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan darah. 

Gumpalan darah yang terbentuk di jantung bisa menyebabkan stroke.

Prof. Yoga juga menekankan bahwa fibrilasi atrium bisa terjadi pada siapa saja, namun penderita hipertensi, obesitas, perokok, diabetes, dan faktor genetik memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi ini.

Terapi awal pengobatan fibrilasi atrium dilakukan dengan obat-obatan.

 Namun, ablasi jantung kini dianggap sebagai metode yang paling efektif.

 Ablasi adalah prosedur medis untuk mengatasi aritmia dengan cara menghancurkan jaringan jantung yang tidak normal menggunakan energi panas atau dingin.

 Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam jantung yang terhubung dengan mesin yang memutus jalur penyebab aritmia.

“Metode ablasi ada dua, yaitu ablasi frekuensi radio yang menggunakan energi panas (frekuensi radio), dan cryoablasi yang menggunakan udara dingin untuk menghancurkan jaringan penyebab aritmia,” kata profesor tersebut. Yoga. Gejala fibrilasi atrium

Gejala dapat datang dan pergi dalam hitungan menit hingga jam dan bahkan dapat berlangsung selama seminggu. 

Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya, itulah sebabnya banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menderita fibrilasi atrium.

Oleh karena itu Prof. Yoga menyarankan pemeriksaan jantung secara rutin untuk mengetahui apakah ritme jantung normal atau tidak.

“Sangat penting untuk memeriksakan diri sejak dini dan pergi ke rumah sakit jika mengalami detak jantung tidak teratur karena AFib hanya membutuhkan waktu 24 jam untuk berkembang menjadi stroke,” jelas profesor tersebut. Yoga.

Diharapkan dengan menyadari pentingnya skrining dini dan pengobatan yang tepat, kasus AF dapat ditangani secara dini dan komplikasi serius seperti stroke dapat dicegah. 

“Kami terus mendukung inovasi perawatan kardiovaskular dengan memberikan layanan kesehatan berkualitas dan teknologi canggih kepada masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *