Laporan dari reporter Tribunnews.com Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – CEO Indo Barometer M Qodari menyikapi pidato pertemuan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan penuh harapan.
Menurut Qodari, ada sekitar dua pembahasan dalam pertemuan tersebut.
Pertama, pertemuan ini hanya sekedar pertemuan nasional antara dua tokoh nasional dan tidak membahas persoalan masuknya PDIP ke dalam koalisi atau pembagian kursi menteri ke PDIP.
“Yang pertama adalah konvensi nasional. Ada orang PDIP atau PDIP yang tidak masuk pemerintahan,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Jumat (10 April 2024).
Kemungkinan kedua, lanjut Qodari, PDIP akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, dengan pembahasan nama-nama menteri yang akan masuk kabinet.
Namun yang kedua, ada kemungkinan PDIP masuk ke pemerintahan karena nama-nama yang layak masuk kabinet sudah mulai bermunculan, seperti Pak Budi Gunawan, Abdullah Azwar Anas, bahkan hingga Olly Dondokambey, ”ujarnya.
Qodari menambahkan, pertemuan ini akan tetap berlangsung, namun peluang PDIP untuk bergabung dalam koalisi pemerintah masih 50%, apalagi jika di dalam pemerintahan 50% dan di luar pemerintahan 50%.
“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, peluangnya 50/50,” katanya.
“Jadi kalau diringkas, peluang bertemunya lebih dari 50%, kalau melihat tren terkini. Jadi masuk kabinet atau tidak, saya kira, hari ini 50-50, peluangnya sama, kita lihat saja nanti apa yang terjadi karena politik di kalangan elit sangat dinamis,” kata Qodari.
Selain pimpinan Gerindra, respons positif terhadap pertemuan Prabowo dan Megawati disambut baik oleh PDIP.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani tak hanya bicara soal pertemuan itu, tapi juga bicara soal persiapan penyambutan Prabowo dan menu nasi goreng yang akan dibuat Megawati nanti.
“Saat itu Ibu Mega yang memasak dan Pak Prabowo sangat menyukainya. Jadi mungkin ada antrean nasi gorengnya,” kata Puan.
Ketua DPP PDIP Said Abdullah sebelumnya mengatakan pertemuan kedua politisi tersebut akan dilakukan sebelum Prabowo mengambil alih jabatan presiden pada 20 Oktober.
“Kalau pembukaannya tanggal 20 Oktober, maka jauh sebelum tanggal 20 baru diadakan pertemuan,” kata Said.
Ia juga mengatakan pertemuan ini akan diadakan di tempat yang memiliki banyak kenangan dan suasana positif.