Rencana Cuti Kumpul Keluarga Kandas, Rahmat Tak Pulang ke Rumah, Tewas Kebakaran Pabrik di Bekasi

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Pada Sabtu pagi (11 Februari), terdengar tangisan seorang perempuan memecah kesunyian di salah satu jalan Jalan Merdeka II Raya, RT 02/001, Bintara, Bekasi Barat, Jawa Barat.

Wanita berbaju coklat itu tak kuasa menahan kesedihannya sambil duduk di tangga rumah bercat hijau putih itu. Wajahnya tampak sangat pucat.

Sesekali ia memegangi kepalanya dan menyeka air mata yang mengalir di pipinya. Tatapannya kosong dan tertekan.

Saat perempuan itu mulai menggambarkan sosok suami tercintanya, Rehmet (42), wajahnya menunjukkan suasana sedih dan air mata. Sinawati adalah nama seorang wanita, istri Rehmet. Pria tersebut merupakan sopir forklift di PT Jati Perkasa Nusantara di Medan Satria, Bekasi. Jumat (1/11) dini hari lalu, seekor ayam jago merah merusak sebuah perusahaan makanan hewan.

Tetangga, saudara dan keluarga sudah melakukan perjalanan ke Sinawat sejak pukul 07.00. Mereka datang untuk memberikan kekuatan dan keberanian kepada perempuan.

Sesekali Sinawati memeluk dan memeluk tetangga dan kerabat yang menghampiri rumahnya. Suasana tangis haru tiba-tiba muncul.

Dengan berlinang air mata, Sinewati menceritakan kepada tetangga dan kerabatnya tentang suaminya, Rehmet. Ia juga meminta kepada tetangga, saudara, dan keluarga untuk memaafkan suaminya jika ada salah perkataan atau perbuatan.

Sambil menangis, Sinewati berkata, “Maafkan saudaraku (Rehmet) jika ada yang salah.

Hingga siang hari, para tetangga, keluarga, dan sahabat Sinawat datang ke rumah Sinawat untuk memberinya kekuatan.

Di sisi lain, Sinawati menceritakan kepada Tribunnews kisah kebakaran di tempat kerja suaminya pada Jumat pekan lalu.

Awalnya Sinawati tidak begitu mengetahui apa yang terjadi dengan kebakaran besar tersebut. Bahkan, pada Jumat pagi pukul 06.10 WIB, ayah Sinawati melihat kepulan asap hitam membubung dari lantai dua rumahnya di Medan Satria, Kota Bekasi.

Kebetulan lokasi rumah dan kawasan pabriknya kurang dari 10 menit menggunakan sepeda motor di Medan Satria, Kota Bekasi.

“Saya tiba-tiba selesai shalat Jum’at, saya baru lihat tempat kerja suami saya terbakar. Saya cek ke teman saya dari mana asalnya. Iya ambulan datang dan pergi, suami saya tidak ada. semuanya dibawa ke rumah sakit (RS Pol Kramat Jat),” kata Sinawati kepada Tribunnews, Sabtu pagi (11 Februari).

Sinewati mendapat informasi, korban luka yang dibawa ke RS Polri sudah meninggal dunia. Sampel dan tes DNA segera diminta untuk dicocokkan dengan jenazah korban peristiwa kebakaran tersebut.

“Kemarin saya ke RS Polri di sana, ya dia sudah dalam wujud jenazah yang sekarang sudah aman,” ujarnya. Suasana di pos Ante Mortem dan Post Mortem yang membawa korban kebakaran pabrik di Bekasi sepi sejak pagi hari di RS Polri Kramatjat, Jakarta Timur, Sabtu (11 Februari 2024). (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

Sinawati mengaku benar-benar tidak menyangka suaminya akan meninggalkannya. Pasalnya, sesaat sebelum berangkat kerja, Kamis malam (31/10), ia dan rekannya Rehmet tak bersuara.

Namun kisah Sinawat terhenti tiba-tiba. Ia pun mengenang percakapan terakhirnya dengan suaminya Rahmat pada Kamis (31 Oktober) sore.

Saat itu, ia dan rekannya Rehmet saling berbincang untuk saling menguatkan dan berjanji akan bersama di lemari kaca rumahnya hingga tua nanti.

Sinawati juga mengatakan, suaminya, Rehmet, mengatakan bahwa mereka akan bersama-sama mengasuh ketiga anaknya hingga tumbuh dan menjadi orang sukses. Saat menceritakan kisah itu, tiba-tiba air mata Sinawat mengalir.

“Dia (Rehmet) pergi malam hari, saya tidak mengetahuinya. Dia pergi malam hari, hanya pada siang hari saya ngobrol dengannya, membaca hal-hal seperti itu. “Kita sudah tua ya?”, “Ya, kita sudah tua”. Lalu dia berkata: ‘Kita saling menjaga ya? Kita akan menjaga anak-anak sampai kita besar, sampai anak-anak berhasil,” kata Sinawati sambil menangis.

“Waktu sore aku pulang kerja, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB. Dia kembali berkata, ‘Kita berdua kuat, kita bisa menjalani hidup ini bersama-sama, tidak apa-apa,'” lanjutnya.

Sebelum berangkat kerja pada Kamis malam, Sinawati tidak berbicara dengan rekannya Rehmet. Saat itu, Rehmet hanya mengajaknya berangkat kerja.

Namun, malam sebelum Rahmat meninggalkan rumah, ada yang berbeda. Putri mereka yang berusia 4 tahun dengan sukarela menggandeng Rahmat di belakang sepeda motor. Bahkan, bocah itu membawakan helm tersebut untuk ayahnya di tempat kerja.

“Dia diam saja, dia berangkat kerja. Saya hanya mengucapkan selamat tinggal kepada anak kecil saya. Mereka berjalan mengejarnya. ‘Ayah, itu helm,’ katanya, ‘ya, pak tua.’ pekerjaanmu, orang tua itu menunggu.’ .

“Hanya anak kecil yang punya pengertian, mereka sudah punya perasaan,” ujarnya sambil berurai air mata. “Aku tidak merasakan apa-apa. Karena dia juga tidak mengatakan apa-apa,” lanjutnya.

Sinawati juga mengatakan, putrinya menanyakan kabar ayahnya, Rehmet, yang tidak pulang pada Jumat malam. Bahkan, sang anak ingin tidur bersama ayahnya dengan berlinang air mata.

– Anak bungsu, ayahnya sangat menyayanginya. Aku menangis tadi malam, namanya perempuan, dia masih dekat dengan ayahnya. ‘Ayah belum pulang. kenapa kamu menangis Sinawati berkata, “Apakah ayahmu sakit?”

“Dia (anak perempuannya) ingin tidur dengan ayahnya. Menangis, dengan air mata berlinang,” lanjutnya.

Bahkan, Sinawati tak kesal saat suaminya Rahmat tidak pulang tepat waktu, yakni pukul 08.00 WIB, Jumat itu. Seperti yang pernah disampaikan Rahmet sebelumnya bahwa dirinya akan bekerja sebentar karena rencananya akan berlibur pada 7 November mendatang dan berkumpul bersama keluarganya.

“Paginya aku tidak tahu, aku tidak merasakan apa-apa, aku sedih atau khawatir, tidak ada apa-apa. Malah sikapnya mengatakan bahwa ayah ingin libur besok ya? hari ketujuh libur, jadi sorenya ibu pulang. Biasanya ibu menghabiskan waktu di toko bersama teman-temannya. Aku hanya berpikir WA sudah tidak aktif lagi, kenapa aku belum pulang dari WA ? Tidak terlalu aktif sampai siang baru aktif,” katanya. “Nah, waktu saya dengar kabar itu, teman saya kasih tahu. “Ini PT tempat Abang Rahmat terbakar,” jelasnya.

Kemarin, Sinawati dan kerabatnya masih menunggu hasil identifikasi tim DVI Polri yang memeriksa jenazah. Ia sangat berharap tim DVI Polri segera melaporkan korban kebakaran tersebut.

 “Misalnya kalau ada sifat yang lebih kuat, bisa diidentifikasi secepatnya. Kita mau bagaimana lagi ya. Kita tunggu saja informasi dari pihak rumah sakit,” harapnya.

  Hanya satu pintu masuk ke gedung

Sinawati pun bercerita kepada suaminya Rahmat tentang kondisinya saat bekerja di PT Jati Perkasa Nusantara di Medan Satria, Bekasi. Dimana, Rehmet bekerja dari malam hingga pagi.

Pada saat yang sama, ruang konstruksi perusahaan relatif sempit. Karena hanya ada satu koridor untuk masuk dan keluar.

Rahmet pun memberitahunya bahwa ada kebakaran di tempat kerjanya. Namun hal ini dapat dengan cepat teratasi karena adanya kebakaran.

“Itu rapat di dalam ruangan. Untuk masuk, dia tinggal turun dari sisi yang lain. Nah, posisinya meledak di dekat pintu masuk koridor. Ke mana dia akan pergi?” katanya (tora tribun/yud/dod)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *