Refly Harun Ungkap Kronologi Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang: Massa Mengatakan Pengkhianat Bangsa

Tribun News.com, Jakarta – Pakar hukum tata negara Raffley Harun membeberkan jadwal tersebut dalam forum diskusi yang dihadiri banyak warga sekitar yang tiba-tiba diganggu oleh orang tak dikenal (OTK).

Diketahui, percakapan tersebut terjadi pada Sabtu (28/9/2024) di Hotel Grand Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Dari video tampak massa mengenakan masker secara bersama-sama.

OTK ini langsung terjun ke perbincangan dan berteriak.

Mereka juga mencopot spanduk yang dipasang pada pertemuan tersebut.

Jadi seharusnya pembicaraannya dimulai pada pukul 09.00 WIB. Seperti biasa tamunya sudah datang, tapi ramah-tamah, dan sebagainya.

Refley mengatakan, dirinya tiba sekitar pukul 09.00, meski acara baru dimulai satu jam kemudian, tepatnya pukul 10.00 WIB.

Tapi setelah saya datang, masyarakat melakukan demonstrasi di luar rumah (hotel) karena kami percaya pada hak demokrasi. Sekitar pukul 10, saat kami hendak memulai diskusi, ada orang yang masuk dan menimbulkan beberapa kerusakan. Seperti yang terlihat di video viral,” kata Refley.

Ia mengaku tidak mengetahui alasan orang tak dikenal itu langsung masuk dan alasan merusak barang bergerak tersebut.

Meski kita tidak tahu alasannya, tapi yang jelas mereka bilang mereka pengkhianat, pemecah belah persatuan, dan sebagainya. Entah dari mana mereka belajar.

“Kami tahu dari video yang ditayangkan, mereka atas perintah langsung dari atasannya, seperti yang mereka sampaikan. Kami tidak tahu siapa atasannya,” imbuhnya.

Refley mengatakan, kejadian kemarin merupakan perbincangan biasa saja.

Sekitar 20 individu dan aktivis mengadakan pertemuan dan bukan merupakan sumber utama.

“Jadi ada pertemuan dan semua berkumpul untuk bertukar pikiran, membahas masalah yang sangat sah menurut hukum dan konstitusi dan dalam ruang tertutup yang tidak perlu pemberitahuan, tidak ada unjuk rasa,” ujarnya. “- kata Refley.

Ironisnya, geng-geng tersebut tidak mengerti, mereka tidak mengetahuinya dan mereka merampok, kata Reffle.

Namun, setelah perpecahan, pihak hotel meminta acara tersebut segera diakhiri.

“Kalau terus begini, mereka mengancam akan mengganggu acara lagi. Dan beberapa kali pihak hotel melarang kami melanjutkan acara, dan meminta kami datang lebih awal, antara pukul 14.00 hingga 12.00. Jadi kami makan sisanya. Foto, katanya. Urutan kronologis kejadian sebelum Intel menjadi korban

Wakil Komandan Polda Metro Jaya Brigjen Paul Jati Vioto Abadi menjelaskan, kejadian tersebut bermula pada Sabtu pagi dengan aksi unjuk rasa untuk membubarkan kegiatan diskusi kelompok di Hotel Grand Kemang.

Menanggapi aksi damai tersebut, Polsek Mampang mengamankan kawasan tersebut.

Saat pengunjuk rasa mencoba masuk ke hotel, polisi ikut terlibat perkelahian dan saling adu mulut.

Polisi punya waktu untuk bernegosiasi dengan para pemimpin protes dan mendiskusikan kegiatan yang dilakukan.

Kami juga diminta mempercepat proses diskusi di hotel.

Namun tiba-tiba 10-15 orang datang dari pintu belakang menuju ruang pertemuan belakang gedung hotel, polisi fokus menjaga bagian depan hotel.

Saat itu, keamanan punya waktu untuk menjamin keselamatan.

Namun, sekelompok orang tak dikenal memukuli atau menganiaya staf keamanan hotel.

“Petugas tetap menjaga keseimbangan dan massa berhasil membobol serta menurunkan spanduk tersebut,” kata Wakapolres.

Setelah itu, polisi yang berada di depan hotel bergerak ke belakang hotel yang berjarak sekitar 100 meter.

“Setelah itu selesailah gerakan massa yang mengemban tugas mencabut, menghancurkan, dan menyerbu,” ujarnya.

Wakapolri menegaskan, tidak ada kelalaian dalam hal ini.

Aparat keamanan juga merupakan polisi yang menjadi korban kekerasan.

Salah satunya adalah petugas intelijen berpakaian preman.

Buktinya kemarin ada penyerangan terhadap polisi, termasuk petugas intelijen berpakaian preman, katanya.

Sejauh ini pelaku memburu beberapa orang terkait kejadian tersebut.

Wakapolri menegaskan, pihaknya tidak akan menoleransi berbagai jenis pencurian.

“Kami tidak akan mentolerir segala bentuk pencurian kelompok dan tindakan anarkis dalam kondisi apapun,” tegasnya.

Polisi juga akan melakukan penyelidikan internal untuk mengetahui apakah ada kesalahan prosedur dalam proses pengamanan.

“Kami akan melakukan pengusutan menyeluruh terhadap petugas yang terlibat dalam operasi pengamanan kemarin, karena ada tanda-tanda pelanggaran SOP dan lain-lain,” ujarnya.  Peran dua tersangka

Menurut Brigjen Pol Jati Viotto Abadi, kedua tersangka saat ini adalah FEK dan GW.

Minggu (29/9/2024) di Mapolda Metro Jaya, Jati mengatakan, “Inisial koordinator lapangan, kedua GW sebagai luka dalam.

Selain pengrusakan, para tersangka juga menyerang satpam hotel dan polisi yang sedang bertugas saat itu, kata Jati.

Di sisi lain, selain dua tersangka, polisi menangkap tiga orang lagi.

Ketiganya berinisial JJ, LW dan MDM.

Mereka menyebut Jati berperan mulai dari membuat partisi hingga menghapus spanduk di ruang obrolan.

“(Tapi) yang dicurigai hanya dua,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *