Reaksi Pertama Pemimpin Oposisi Korea Selatan saat Lihat Pengumuman Darurat Militer, Dikira Deepfake

TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin partai oposisi utama Korea Selatan menampik pernyataan darurat militer yang disampaikan Presiden Yoon Suk-yeol pada Selasa malam (3/12/2024) sebagai palsu.

“Malam itu, setelah saya pulang kerja, ketika saya sedang berbaring di tempat tidur bersama istri saya, istri saya tiba-tiba menunjukkan video YouTube kepada saya dan berkata, ‘Presiden telah mengumumkan darurat militer,’” kata Lee Jae-myung. pemimpin Partai Demokrat Liberal (DP) kepada CNN, Kamis (4/12/2024).

“Saya berkata:” Ini sangat palsu. Ini jelas palsu. Itu tidak mungkin nyata,” kata Lee, mengacu pada istilah audio dan video palsu yang diciptakan oleh kecerdasan buatan.

“Tetapi ketika saya melihat videonya, presiden mengumumkan darurat militer, tapi saya berpikir, ‘Ini palsu, ini palsu.’

Pada Selasa malam, satu jam setelah Presiden Yoon mengumumkan darurat militer, Lee bergegas ke gedung parlemen di Seoul.

Selama siaran langsung, Lee memanjat pagar untuk memasuki gedung ketika anggota parlemen memberikan suara terbanyak untuk keputusan tersebut.

Aksi ini menyebar di media sosial. Pemimpin partai oposisi Korea Selatan Lee Jae-myung langsung di YouTube (@XXIBGOD_/X)

Setelah mendapat penolakan dari parlemen, Presiden Yun mencabut status darurat militer yang diberikannya.

Namun bukan berarti permasalahan berakhir sampai disitu saja.

Para pengunjuk rasa menuntut pencopotan presiden, dan partai-partai oposisi, termasuk DP, memulai proses pemakzulan.

Lee Jae-myung, penantang utama Yoon dalam pemilihan presiden 2022 dan menghadapi masalah hukum, berupaya membela presiden.

Parlemen dapat memberikan suara melalui panggilan mulai Sabtu (6/12/2024).

Jika disetujui oleh dua pertiga mayoritas, maka RUU tersebut akan dikirim ke salah satu pengadilan tertinggi di negara tersebut untuk mendapatkan persetujuan lebih lanjut.

Namun, Partai Kekuatan Rakyat Yun berusaha menghalangi pengunduran dirinya.

Pemimpin partai Han Dong-hoon mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis bahwa dia akan menentang tuduhan tersebut karena dapat menyebabkan “kekacauan yang tidak terduga”.

Namun, dia juga mengatakan bahwa Presiden Yoon tidak mendukung darurat militer yang inkonstitusional. Anggota parlemen belum kembali ke rumah

Sementara itu, banyak anggota parlemen yang tidak berani meninggalkan gedung parlemen, termasuk anggota oposisi Kang Soon-woo, yang sudah berada di sana sejak Selasa malam.

“Kami prihatin dan takut Presiden Yoon akan mengumumkan darurat militer lagi kapan saja karena darurat militer terakhir telah gagal,” katanya kepada CNN, Kamis.

“Itulah sebabnya kami tetap di sini dan tidak pulang.”

“Kami tidur, kami makan, dan beberapa rekan kami sedang mandi di sini di Majelis Nasional.” Presiden Yoon Suk-yeol menyampaikan pidato nasional di kantornya pada Selasa, 3 Desember 2024. (Yonhap) Polisi sedang menyelidiki Presiden Yoon Suk-yeol.

Menurut laporan terbaru, polisi Korea Selatan sedang menyelidiki Presiden Yoon Suk-yeol atas dugaan penghasutan setelah mengumumkan darurat militer.

Investigasi dilakukan setelah pihak oposisi mengajukan pengaduan terhadap Yoon dan tokoh penting lainnya yang terlibat dalam insiden tersebut pada Selasa malam, lapor BBC.

Menurut AFP, di Korea Selatan, kekebalan presiden tidak berlaku untuk kejahatan ini dan dapat dihukum mati.

(Tribunnews.com, Tiara Shelawy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *