TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Palestina, Hamas, menanggapi laporan Associated Press (AP) yang menegaskan bahwa tuduhan Israel terhadap Hamas adalah salah.
Hamas mengatakan tuduhan Israel atas kekerasan seksual yang dilakukan Hamas hanya ditujukan untuk menggulingkan Hamas.
Apalagi, Hamas menilai pernyataan-pernyataan palsu tersebut digunakan untuk menutupi perilaku kemanusiaan Israel yang menunjukkan kepada dunia bahwa mereka merawat para sandera Israel di Jalur Gaza dengan baik, terbukti dengan pembebasan lebih dari 50 sandera. Pada bulan November 2023.
“Laporan yang diterbitkan oleh surat kabar Amerika, Associated Press, yang membenarkan tuduhan organisasi pendudukan (Israel) dan bahwa tuduhan tersebut sengaja dibuat-buat, merupakan pukulan baru bagi mereka yang mempromosikan tuduhan tidak berdasar tersebut,” kata Hamas, Kamis (23). /5). /2024).
Selain itu, Hamas juga menyoroti beberapa laporan yang dikeluarkan media internasional dan organisasi hak asasi manusia yang membantah tuduhan Israel.
Laporan-laporan ini juga membuktikan bahwa semua tuduhan tersebut adalah murni kebohongan dan dibuat-buat oleh Israel.
“Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan pejabat lainnya di beberapa negara Eropa harus meminta maaf dan berhenti mengulangi tuduhan palsu terhadap perlawanan dan rakyat Palestina,” tambahnya.
Hamas meminta Pramila Patten, utusan khusus PBB untuk kekerasan seksual di zona konflik, untuk menilai kembali dan merevisi laporannya yang menuduh Hamas melakukan kekerasan seksual.
Tuduhan Pramila Patten sebelumnya hanya didasarkan pada laporan Israel yang tidak berdasar dan tanpa penyelidikan profesional atas tuduhan tersebut, menurut Al Mayadeen. Associated Press mengungkap kebohongan Israel
Associated Press (AP) menerbitkan laporan pada 7 Oktober 2023 yang membantah klaim Israel yang menuduh anggota Hamas melakukan kekerasan seksual selama Operasi Banjir Al-Aqsa.
AP melaporkan bahwa klaim Israel adalah laporan palsu dan dikeluarkan oleh relawan dari organisasi Israel bernama ZAKA.
Sebelumnya, komandan relawan ZAKA Chaim Otmazgin tiba di kibbutz yang terkena serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Saat berjalan melewati kibbutz, Chaim Otmazgin melihat jasad seorang remaja yang berada di ruangan terpisah dari keluarganya.
Dia memperhatikan bahwa celana remaja tersebut sedikit di bawah pinggang dan berasumsi bahwa itu adalah bukti pelecehan seksual.
Kesaksian palsunya kemudian disebarkan ke seluruh dunia oleh para pengkhotbah Israel.
Namun sepertinya Chaim Otmazgin tidak mengalami apa yang terjadi di rumah kibbutz, kata AP, Rabu (22/5/2024).
Dalam wawancaranya dengan AP, Chaim Otmazgin mengakui klaim yang dilontarkannya tidak benar.
“Bukannya saya ingin membuat cerita. Saya tidak bisa memikirkan pilihan lain bagi seorang remaja selain mengalami kekerasan seksual,” kata Chaim Otmazgin kepada AP.
“Tapi ternyata berbeda, jadi saya koreksi sendiri pernyataannya,” imbuhnya. Jumlah korban
Israel terus melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, dengan jumlah korban tewas warga Palestina melebihi 35.647 orang dan 79.852 orang luka-luka serta 1.147 orang tewas sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (21/5/2024). Di wilayah Israel, lapor Anadolu.
Pertama, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan pada akhir November 2023, Hamas menyandera sekitar 136 orang di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina.
Sementara itu, seperti dilansir The Guardian pada Desember 2023, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel.
(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel