Ray Rangkuti Sebut Dewas KPK Perlu Segera Panggil Penyidik yang Sita Handphone Hasto PDIP

Laporan Franciscus Adhiyuda dari Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat politik sekaligus Ketua Umum Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai tindakan penyidik ​​KPK terkait penyitaan ponsel dan buku harian PDIP Hasto Kristiyanto adalah tindakan ilegal.

Ray Rangkuti menuding tindakan penyidik ​​KPK merupakan pelecehan terhadap warga yang ingin diperiksa sebagai saksi.

Dia mengatakan, seharusnya dewan KPK menindak penyidik ​​KPK.

Saat dihubungi, Minggu (16/6/2024), Ray mengatakan, Dewas KPK harus segera kita gelar.

Ray menyebut, ada tiga hal yang janggal dari KPK terkait pemeriksaan Hasto.

Pertama, Hasto tiba-tiba dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat pemeriksaan polisi sebelumnya tentang kemungkinan keterkaitan antara penyidikan polisi dan penyidikan KPK.

Persamaannya, katanya, adalah Hasto Cristiano kritis terhadap pemerintah.

Kedua, setelah mengkritik Hasto lalu menelpon KPK, tiba-tiba lucu sekali. Sebab, di mana KPK selama ini? Kenapa Hasto tidak pernah dipanggil. Sedangkan Hasto yang mengkritik Jokowi,” kata Ray.

Ketiga, lanjut Ray, penyitaan telepon seluler pegawai Hasto dan Kusnadi diduga merupakan pelanggaran etik.

Dia mempertanyakan hubungan staf tersebut dengan Hasto. Apa yang mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita ponsel pegawai Hasto?

“Bukankah Hasto dipanggil untuk menggali informasi tentang keberadaan Harun Masiku? Kalau hanya untuk menggali informasi, tidak perlu ada tindakan yang menunjukkan bahwa Hasto adalah dalang kejahatan tersebut.

“KPK seharusnya menghormati Hasto karena mereka ingin menghadiri rapat Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menggali informasi tentang Harun Masiku. Mereka membutuhkan informasi Hasto. Namun cara mereka menangani Hasto sangat tidak tepat karena penuh dengan fitnah. tekanan,” kata Rayon.

Karena itu, lanjut Ray, seharusnya Hasto mengadukan pegawai KPK tersebut ke Dewan KPK.

Ia juga menyebutkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini sudah dekat dengan kekuasaan dan aktivitasnya lebih bernuansa politik dibandingkan tindakan represif semata.

“Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan bagian dari eksekutif, dan seluruh jajaran Komisi Pemberantasan Korupsi adalah pegawai negeri sipil yang strukturnya jelas kepada presiden,” jelas Ray.

Pasca kejadian tersebut, Ray semakin mendorong PDIP untuk memulai kembali peninjauan KPK, setidaknya dalam bentuk aslinya.

“Independensi Komisi Pemberantasan Korupsi benar-benar terjaga. Keluarkan komisi antikorupsi dari cabang eksekutif. Tanpa itu, drama politik KPK akan terus berlanjut, tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *