Ray Rangkuti Ingatkan DPR RI Soal Potensi Mafia Bermain di Seleksi Calon Anggota BPK

Laporan jurnalis Tribunnews.com Franciscus Adhiuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat kebijakan publik dan politik Ray Rangkuti mengungkapkan kekhawatirannya atas kemungkinan adanya peran korupsi dan mafia dalam proses seleksi calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2024-2029.

Menurut Ray, BPK berperan penting dalam menghitung angka kerugian negara dalam kasus korupsi.

Oleh karena itu, sangat mungkin kelompok kepentingan menyusupkan calon ke lembaga yang mempunyai kewenangan mengawasi pengelolaan dan akuntabilitas keuangan negara.

“Tindak pidana korupsi itu memang jaringan yang kita sebut Mandal. Ray, Kamis (20/6/2024), mengatakan, “Bisa masuk ke semua bidang yang berkaitan dengan penguasaan keuangan negara, salah satunya adalah adalah BPK”.

Pendiri Lingkar Madani (LIMA) Indonesia ini pun mencontohkan korupsi pada proyek Base Transceiver Station (BTS) jaringan 4G. Kasus korupsi yang merugikan negara lebih dari Rp 8 triliun juga berujung pada kasus suap yang melibatkan mantan anggota BPK Achsanul Kosasi.

Ray pun menilai, bukan tidak mungkin para pemain BTS berupaya menyertakan tenaga ahli dalam seleksi calon anggota BPK.

“Karena kasus BTS begitu besar, bisa jadi ada yang berkepentingan agar anggota BPK bisa dikendalikan oleh mafia-mafia tersebut, agar tidak terekspos,” ujarnya.

Oleh karena itu, Ray meminta panitia seleksi calon anggota BPK (pensil) yang dibentuk Komisi XI DPR mendalami berbagai data calon yang mendaftar. 

Menurut dia, pengadilan harus berani bertindak tegas dalam memilih calon yang diduga bermasalah.

Yang penting panitia pengadilan tidak segan-segan, kalau mendengar informasi yang pasti negatif (soal calon, Red), jangan segan-segan mencoretnya. Begitu, jelasnya.

Ray menekankan, integritas seorang kandidat harus diutamakan. Aktivis bernama asli Ahmad Fauzi ini mengatakan, calon tidak hanya harus memenuhi persyaratan administrasi tetapi juga memiliki integritas.

“Yang berkepentingan (peserta pemilu, Red.) tidak punya kepentingan, mungkin dekat dengan kelompok oligarki atau semacamnya. Integritas mencakup segalanya. Nah, itu yang mereka (Pensil) cari, pastinya orang-orang ini tidak tidak menimbulkan masalah,” jelasnya.

Masa pendaftaran pengurus komisi akan diperpanjang hingga 4 Juli.

Sebelum pendaftaran dimulai, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman juga mengendus kemungkinan ada pihak yang terlibat korupsi menyelundupkan calon peserta seleksi calon anggota BPK.

“Saya menduga itu adalah suatu gangguan, dilarang, menggunakan BPK untuk melindungi masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan dari dugaan perbuatan salah,” kata Boyamin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *