TRIBUNNEWS.COM – Dalam rangka Dies Natalisnya yang ke-40, Universitas Terbuka Bogor (UT) menggelar acara khitanan massal bertema “UT Peduli Mewujudkan Generasi Sehat untuk Indonesia” pada Sabtu (29/6/2024).
Acara tersebut diikuti oleh 101 anak yang tinggal di lingkungan sekitar kampus UT Bogor. Saat khitanan massal, rata-rata anak usia 5-7 tahun menangis tanpa sebab. Mereka dirawat oleh orang tua dan banyak petugas sunat.
Namun beberapa anak lain yang mengikuti program khitanan massal ini tak pernah menangis.
Untuk menghibur dan menenangkan anak-anak yang menangis, panitia juga mendatangkan seorang profesional yang bertindak di depan anak-anak. Mulai dari tongkat ajaib, kotak ajaib dan permainan lainnya.
Saat juara ini datang, anak-anak yang menangis itu menjadi tenang dan tersenyum. Namun panitia menyediakan berbagai fasilitas hiburan bagi anak-anak yang menunggu giliran serta membagikan bingkisan makanan dan minuman.
Rektor Universitas Terbuka Prof. Ojat Darojat mengatakan, peringatan 40 tahun ini merupakan peristiwa istimewa dan merupakan rasa syukur serta kepedulian masyarakat sekitar.
“Empat puluh tahun bukanlah waktu yang singkat, dan selama itu pula perguruan tinggi kita telah memberikan kontribusi yang besar dalam bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Guru Besar tersebut. Berbohong.
Melalui khitanan massal, masyarakat sekitar bisa merasakan kebahagiaan
“Saya berharap anak-anak yang mengikuti khitanan massal tumbuh sehat dan beriman kepada Tuhan dan orang tua serta dunia,” ujarnya.
Kerja bagus, selamat berpartisipasi
Ketua Panitia Surbekti Nurmawati mengatakan, khitanan anak-anak tersebut dilakukan oleh tim medis Rumah Sakit Islam (RSI) Bogor.
Khitanan dilakukan oleh dokter spesialis dan dokter Rumah Sakit Islam (RSI) Bogor, dibantu perawat dan dokter dari Poliklinik Universitas Terbuka, kata Surbekti.
Sementara itu, salah satu orangtua siswa, Lilis dari Pondok Rumput, mengatakan program khitanan massal ini sangat baik dan berharap dapat terus berlanjut di masa mendatang.
“Pelayanan bagus. “Saya berharap kegiatan seperti ini bisa dilanjutkan tahun depan,” kata Lillis.
Apalagi, putranya Haikal yang berusia tujuh tahun dan duduk di bangku kelas satu sekolah dasar tampak sangat bahagia.
“Anaknya harus disunat. Lalu saya baca informasi tentang khitanan massal di kelompok kerja saya. Datang saja ke sini. Apalagi anak-anak lagi libur sekolah,” tegasnya.
Untuk mendapatkan informasi, acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Pj Perwakilan Wali Kota Bogor dan undangan Forkopim Kota Bogor.
Selain itu, karya ini juga didukung oleh beberapa sponsor dan supporter yang telah memberikan bantuan dana, peralatan kesehatan dan dukungan lainnya seperti Mandiri Inhealth, BNI Life, Kapal Api Bogor dan RSI Bogor.