Rapat AS, Mesir, dan Israel soal Penyeberangan Rafah Selesai, IDF Diminta Mundur

TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat, Mesir, dan Israel pada Minggu (6/2/2024) mengakhiri pertemuan di perbatasan Rafah.

Pertemuan tersebut menyusul tuntutan Israel untuk menguasai pos pemeriksaan Rafah di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza, yang berfungsi untuk membantu warga Palestina.

Media Mesir, Cairo News, menyampaikan sejumlah kekhawatiran kepada ketiga pihak.

Pertemuan di Kairo menunjukkan bahwa Mesir tetap memenuhi tuntutannya agar Israel menarik seluruh pasukannya dari Rafah.

“Misi Eropa juga terlibat dalam operasi penyeberangan Rafah, sementara Israel tampaknya menentang kehadirannya,” lapor Cairo News, Minggu (6/2/2024).

“Israel mengusulkan kehadiran misi PBB untuk berpartisipasi dalam operasi di titik penyeberangan Rafah dengan partisipasi yang dapat diterima dari pihak Palestina, sementara Mesir condong ke arah kehadiran pihak Palestina,” lanjutnya.

Sikap Mesir ini muncul setelah Israel mengambil alih perbatasan dari pihak Palestina pada 8 Mei 2024, memperburuk hubungan yang sudah tegang di tengah perang Gaza.

Pada 29 Mei 2024, Israel mengambil kendali penuh atas pos pemeriksaan Rafah.

Hal ini melanggar perjanjian Israel dengan Mesir, yang menetapkan Poros Philadelphia sebagai zona penyangga yang diamati Mesir dari sisi perbatasannya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta Israel menguasai Rafah untuk mencegah Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengirimkan senjata ke Gaza melalui jalur tersebut.

Israel juga mengklaim ada terowongan Hamas yang menghubungkan Rafah di sisi Palestina dengan Semenanjung Sinai di Mesir, namun dibantah oleh Mesir. Jumlah korban

Israel masih terus melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (6/02/2024) bertambah menjadi 36.439 jiwa, dengan 82.627 lainnya luka-luka dan 1.147 tewas. Di wilayah Israel, lapor Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa.

Setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, Israel meyakini sekitar 136 sandera masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada bulan Desember 2023.

(Tribunnews.com/Unita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *