Demikian dilansir jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BOGOTA – Presiden Kolombia Gustavo Petro pada Kamis (23/5/2024) memerintahkan negaranya membuka kedutaan besar di kota Ramallah, Tepi Barat.
Hal ini diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Kolombia Luis Gilberto Murillo dalam pernyataan yang dibuat oleh Presiden Petro pada 2 Mei, setelah partainya secara resmi memutuskan hubungan dengan Israel setelah pasukan Netanyahu menggambarkan tindakan pasukan Netanyahu di Gaza sebagai genosida.
“Presiden Petro menginstruksikan kami untuk mendirikan kedutaan Kolombia di Ramallah. Ini adalah langkah selanjutnya yang akan kami ambil,” kata Murillo.
Keinginan Petro untuk mendirikan kedutaan besar di Palestina sebenarnya bermula pada Oktober tahun lalu, tepatnya setelah ia bertemu dengan Duta Besar Israel Gali Dagan dan Duta Besar Palestina Rauf Almalki.
Namun rencana tersebut baru terwujud pada minggu ini, ketika Kolombia mengambil langkah untuk menerapkan kebijakan mengakui Palestina sebagai negara berdaulat di PBB.
“Kami yakin akan semakin banyak negara yang mengakui Palestina dan hal ini tidak ada hubungannya dengan perlawanan terhadap Israel atau Yahudi,” kata Murillo.
“PBB telah sepakat bahwa solusi dua negara akan tercipta dalam konteks Perjanjian Oslo dan Palestina akan diakui sebagai negara penuh jika kedua negara diperlukan,” tambahnya.
Gedung kedutaan di Ramallah mengumumkan bahwa Spanyol, Irlandia dan Norwegia akan bersama-sama mengakui Negara Palestina pada 28 Mei 2024.
“Hari ini, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol mengumumkan bahwa kami mengakui negara Palestina,” kata Perdana Menteri Irlandia Simon Harris pada konferensi pers yang disiarkan Al Jazeera.
Meskipun hanya tiga negara Eropa yang menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, politisi senior Palestina Mustafa Barghouti mengatakan pengakuan tersebut merupakan langkah politik yang kuat dan signifikan secara simbolis untuk mencapai kebebasan dan keadilan bagi rakyat Palestina.
“Ini adalah langkah yang sangat penting untuk menjamin hak penentuan nasib sendiri rakyat Palestina – rakyat kami,” kata Barghouti.
Sementara itu, menanggapi pernyataan Norwegia dan Irlandia yang secara resmi mengakui negara Palestina, pemerintah Israel memutuskan untuk memanggil kembali duta besar mereka dari kedua negara untuk segera melakukan konsultasi.
“Hari ini, saya mengirimkan pesan kuat ke Irlandia dan Norwegia: Israel tidak akan diam,” kata Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz.
“Langkah tergesa-gesa yang diambil kedua negara akan menimbulkan konsekuensi yang lebih serius,” tambah Katz.