Putu Satria Dibopong 5 Seniornya Usai Dianiaya di Toilet, Terlihat Tegar Rafi Sanjaya Ikut Membopong

Laporan koresponden TribunJakarta.com Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Putu Satriya Ananta Rustica (19) yang dalam kondisi lemah berhasil diselamatkan oleh lima orang lansia dari tempat pemukulan di kamar mandi lantai dua Institut Ilmu Kelautan (STIP) Jakarta.

Tayangan televisi memperlihatkan Puthu Satriya berpakaian oranye yang tidak sadarkan diri dan lima orang lanjut usia digendong dari kamar mandi melalui koridor KALK C.

Korban diantar dari kampus oleh lima orang taruna kelas dua, empat di antaranya berseragam STIP Jakarta berwarna krem, dan seorang lagi berkemeja putih.

Tegar Rafi Sanjaya (21), salah satu taruna yang diduga menjadi tersangka, terlihat memegangi Putu dengan tangan korban.

Dilihat dari rekaman video, koridor KALK C saat itu sedang ramai dikunjungi beberapa taruna STIP lainnya namun mereka hanya lewat begitu saja.

Putu Satria meninggal dunia pada Jumat sekitar pukul 08.00 setelah diserang orang dewasa di lorong kamar mandi KALK Kelas C lantai dua gedung Sekolah Tinggi Maritim (STIP) Jakarta.

Kekerasan terjadi saat korban bersama empat teman sekelas lainnya sedang meninjau salah satu kelas.

Berdasarkan kronologi polisi, saat rombongan korban turun ke lantai dua, mereka pertama kali dipanggil oleh tersangka Tegar yang merupakan kakak laki-lakinya atau lebih tua yang saat itu sedang bersama empat orang lainnya.

Tersangka kemudian menanyakan alasan korban dan keempat teman sekelasnya memakai pakaian olahraga yang menurutnya merupakan suatu kesalahan.

Tersangka juga meminta lima remaja untuk masuk ke kamar mandi dan mengantri.

Tersangka berencana menyerang lima remaja di kamar mandi.

Putu Satria lah yang lebih dulu melangkah maju karena dianggap paling hebat.

Puthu Satriya dipukul sebanyak lima kali di area ulu hati oleh tersangka dan langsung pingsan.

Korban yang saat itu sudah terpincang-pincang, dibawa ke klinik kampus dan dinyatakan meninggal dunia.

Tega membeberkan alasan pemukulan terhadap korban saat itu.

Terdakwa mengaku ingin menindak Puthu Satriya karena dianggap melakukan kesalahan dalam mengenakan pakaian olahraga pada hari Jumat.

“Pelaku dan keempat rekannya menyebutnya sebagai tradisi taruna.

Kapolres Metro Jakarta Utara Pol Gideon Arif Setiawan, Sabtu (4 April 2024), mengatakan, “Pemuda tersebut ditindak. Berdasarkan pemahaman orang dewasa, mereka berkumpul di kamar mandi karena tahu ada yang tidak beres.” .

Ditemukan luka di bagian ulu hati korban, dengan jaringan paru-paru yang pecah.

Polisi juga menyatakan penyebab meninggalnya korban adalah upaya penyelamatan yang tidak dilakukan sesuai prosedur tersangka.

Gideon menjelaskan, “Menurut tersangka, dalam upaya tersebut terjadi penyelamatan di mulut yang memutus oksigen dan saluran pernafasan sehingga berujung pada kematian karena oksigen tidak disuplai ke organ vital.”

Kerusakan paru-paru mempercepat proses kematian, sedangkan penyebab kematian adalah akibat upaya penyelamatan yang tidak normal setelah korban ditemukan tidak sadarkan diri atau tidak berdaya serta panik, kata Gideon.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul video publik yang memperlihatkan jenazah Putu Satria digendong lima lansia di dalam kamar mandi STIP Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *