Pusat Data Nasional Diserang Ransomware, Kominfo: Baru 5 Layanan Publik yang Pulih

Laporan jurnalis Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan hanya lima layanan publik yang pulih setelah Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang ransomware.

Ransomware diketahui merupakan perangkat lunak berbahaya yang melakukan aktivitasnya dengan memasuki sistem dan kemudian mengenkripsi data dan sistem.

“Pembangunan kembali pelayanan publik juga menjadi prioritas kami dan hari ini lima warga sudah pulih,” kata Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam konferensi pers di kantornya, Rabu. ).

Layanan yang diperbaharui tersebut adalah layanan keimigrasian Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, layanan SIKAP LKPP, layanan perizinan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, layanan ASN digital kota Kediri dan layanan Si Halal Kementerian Hukum dan HAM. Kementerian Agama.

Ia juga berharap sekitar 18 layanan akan pulih pada akhir Juni.

Pemulihan ini menjadi prioritas bagi para tenant atau Kementerian/Lembaga (K/L) yang mempunyai cadangan data atau backup data. Dia adalah pemilik 44 dari 282 penyewa.

Direktur Jaringan dan Solusi TI Telkom Indonesia Herlan Vijanarko menambahkan, 44 tenant yang masih memiliki cadangan data telah dihubungi dan sedang diambil langkah untuk mengaktifkan kembali layanannya.

“Sekitar 44 tenant, kita masukkan sebagai recovery tahap 1. Kita hubungi lalu clear dengan para tenant dan mulai mencoba mengaktifkan layanannya. Tentu saja menggunakan pembawa sementara. Jadi kita punya dua pembawa sementara PDNS” 1 dan 1 di sisi lain sisi yang akan kami aktifkan sementara”, jelas Herlan.

Bagi penyewa yang belum dibackup datanya, akan mendapat kontainer baru pengganti PDNS 2, kata Herlan.

“Jadi kami menghubungi Cominfo satu per satu untuk memastikan apakah ada penyewa yang punya cadangan lokal atau tidak, termasuk situasi layanannya. Hasilnya, ada penyewa yang punya cadangan dan ada yang tidak,” kata Herlan.

“Sekarang tahap kedua, kalau tidak ada cadangan, kita reset, siapkan lingkungan baru pengganti PDNS 2 yang kita blokir dengan BSSN. Semua aspek keamanan akan kita terapkan agar lebih aman,” dia menyimpulkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *