Puasa Bulan Rajab, Ini Keutamaan, Bacaan Niat dan Jadwalnya

TRIBUNNEWS.COM – Bulan Rajab merupakan bulan yang penuh kemuliaan.

Awal bulan Rajab tahun ini jatuh pada hari Rabu, 1 Januari 2025.

Memasuki bulan Rajab, umat Islam diimbau untuk memperbanyak shalat dan menunaikan sunnah, salah satunya puasa Rajab.

Dikutip dari “Panduan Lengkap Ibadah Muslim” yang disusun oleh Usti, dalam Muhammad Sukron Maks, Niat Puasa Rajab oleh Allah Ta’ala

Dikutip dari kudus.kemenag.go.id, ada 6 (enam) manfaat puasa di bulan Rajab yaitu:

1. Puasa selama sebulan

Nabi (damai dan berkah besertanya) mengatakan: “Barangsiapa yang berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka seolah-olah dia berpuasa sebulan. Jika dia berpuasa selama tujuh hari, maka pintu Neraka akan tertutup baginya.” Jika dia berpuasa 8 hari, maka akan dibukakan baginya 8 pintu surga. Dan jika dia berpuasa 10 hari, maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya.”

2. Catat amalnya selama 60 bulan.

Rasulullah SAW bersabda, barang siapa yang berpuasa pada tanggal 27 Rajab, maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang berpuasa 60 bulan.

3. Jika dia berpuasa 7 hari di bulan Rajab, maka pintu neraka akan tertutup di hadapannya.

4. Jika dia berpuasa 8 hari di bulan Rajab, maka akan dibukakan baginya 8 pintu surga.

5. Jika berpuasa 10 hari di bulan Rajab maka akan terhapus dosa-dosanya dan digantikan dengan amal shaleh.

6. Jika kamu berpuasa suatu hari di bulan Rajab, maka kamu akan mendapat susu dari sungai Rajab di surga, lebih manis dari pada madu. “Sesungguhnya di surga ada sungai yang bernama Rajab, yang airnya lebih putih dari susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka dia dikaruniai sungai untuk diminum.”

Bulan Rajab diperingati sebagai Asyrul Hurum atau salah satu bulan perayaan selain Dzul-Qida, Dzul-Hijjah dan Muharram.

Dikutip dari kemenag.go.id, bulan Rajab dimuliakan karena Rasulullah ketika menyebutkan urutan bulan-bulan haram (yang dimuliakan) yaitu Dzul Qaida, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab secara khusus mengucapkan kalimat penegasan: Rajab Mudhar, yaitu antara hari Jum’at dan Sya’ban.”

Hal ini terlihat dari penegasan Rasulullah dalam hadis riwayat Abu Bakro yang ditulis oleh ulama besar seperti Ibnu Katsir dan Imam Nawawi.

Keduanya mencatat, pada masa Rasulullah, masyarakat Arab masih mengenal dua nama Rajab: Muhar dan Rabi’ah.

Bulan Rajab dimaksudkan sebagai bulan dimana kita harus mulai berpantang.

Rajab mudhar artinya jujur ​​bagi siapa saja yang bisa menjauhi keburukan, ini adalah bulan antara Jumadil Akhir dan Syaban.

Sedangkan Rajab Rabi’ah dianggap sebagai bulan mulia bagi bangsa Arab karena waktu pulangnya para pengembara dan penggembala adalah bulan (Ramadhan dalam Islam) yang jatuh antara Sya’ban dan Syawal.”

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bulan Rajab Mudhar (antara Jumadil Akhira dan Sya’ban) dianggap oleh umat Islam sebagai bulan yang mulia, sebagaimana mereka memuliakan bulan Rajab Rabi’a (antara Sya’ban dan Syawal) yang telah tergantikan oleh kemuliaan bulan Ramadhan

Bulan Rajab jatuh pada rangkaian bulan penanggalan ke 7 yang diyakini mempunyai kejayaan tersendiri di bulan Rajab

Beberapa ulama juga menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak ibadah di bulan Rajab, seperti:

– Sholat Sunnah khusus setelah Sholat Maghrib

– Puasa sunnah sebulan penuh

– menaikkan istighfar Rajab

– Shalawat Rajab : Bacaan doa Rajab

Dikutip dari baznas.go.id, berikut bacaan sholawat yang dipanjatkan Rasulullah SAW dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib di bulan Rajab 1. Doa menyambut bulan Rajab.

Allahumma barik lana fi rajaba wa sya’bana wa balighna Ramadhan

“Ya Allah, berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan Syaban dan panjangkan umur kami hingga bulan Ramadhan 2. Doa bulanan Rajab.”

Allahumma sholli’ala Muhammad wa alihi masahabihil hikmati, wa mawalin ni’mat wa maadinil ‘ishmati wa’shimni bihim min khuli suin, wa la ta’khudzni’ala ghirati, wala ‘ala ghaflatin nadama’ am tajiba vardini ‘anni, fadina dalam: maghfirataka lijalimina, vana minajalimina.

Allummaghfirli ma la yadurruka, wa’tini ma la yanfa’uka, fainnakal wasi’atu rahmamtuhu, al badi’atu hikmatuhu, fa’tinis sa’ata wad da’ata wal amna was-shihhata, wasi syuakra walata vmulat mulakwa, wa afrigis : Shabra adalah shidka ‘alayya wa’ala awliyaika, wa’til Yusra, wala taj’al maahul usra, wa’ mama bidzalika ahli wa waladi waikhwani fika, waman waladani minal muslimina wal muslimati wal mu’minina wal mu’minati

“Ya Allah, kasihanilah Muhammad dan keluarganya, yang merupakan mercusuar kesenangan, sumber perlindungan. Dan janganlah kamu membawa kami ke dalam keadaan yang sesat, dan tidak pula ke dalam keadaan kelupaan.”

Astaghfirullahal adziim (3X).

Artinya: “Saya mohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa (3x)”

Allahi laa ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atubu ilaih, min jamiiiil maaashii, wad junubi, wa atubu ilaah, min jamiii maa karihallahu qaulan wa fi’an, alla hasa hasa iniiiiil maaashii maa asraftu, wa maa asrartu, wa maa a’lantu, wa maa anta a’lamu bihii minii, antal mukaddimu wa antal. muakhkhiru, wa anta alaa kulli syain kadiir.

“Barangsiapa yang tidak mempunyai Tuhan selain Dia yang hidup dan Yang Maha Esa. Aku bertaubat kepada-Nya dari segala keburukan dan dosa. perasaan, ya Allah, sesungguhnya aku mohon ampun atas segala (dosa) yang lalu maupun yang akan datang, baik (dosa yang telah aku lakukan) yang tiada terkira, (dosa-dosa yang telah aku lakukan), (dosa-dosa yang telah aku lakukan) bukan untuk orang lain. (dosa-dosa) yang Engkau lebih tahu dari pada aku.

Allahumma inii astaghfiruka min kulli samuni tubtu ilaika min hu, tsumma udtu fiih. wa astaghfiruka bi maa ‘aradtu bihii wajhakal karima fa khalattuhu bimaa alaihi saalaka bi hii ridlan. wa astaghfiruka bi maa wa’adtuka bihii nafsii tsumma akhlaftuka. wa astaghfiruqa bi maa daanii ilaihil hawaa min kablir rukashi min mastabaha alayya, wa huwa indaka mahdluurun wa astaghfiruqa minan niamil latii anamta bi haa alayya fa sharaftuhaitu bi al hawaya.

“Ya Allah, aku mohon ampun kepada-Mu atas setiap dosa, aku bertaubat kepada-Mu atas dosa-dosa yang telah kulakukan. Aku mohon ampun kepada-Mu atas segala niatku mengabdi kepada-Mu Yang Maha Tinggi, namun aku terkotori oleh apa pun milik-Mu. Aku tidak senang aku berjanji padamu dan kemudian aku mengecewakanmu atas apa yang kamu berikan padaku dengan mengabaikannya, aku minta maaf padamu atas semua itu dari karunia yang telah Engkau curahkan kepadaku, tetapi aku telah menyalahgunakannya dengan cara yang maksiat.’

Wa astaghfiruqa minadhunuubil latii laa yaghfiruhaa ghairuka wa yattali’u ‘alejhaa ahadun sivaak, wa laa yasa’uhaa illa rahmatuka wa hilmuka wa laa Yunji’ min haukailla: wa astaghfiruka min kulli yamiinin halaftu bi haa fahanaftu fii haa wa ana ‘indaka ma’khudum bihaa. wa astaghfiruka ya laa ilahaa illaa anta subhaanaka inii kuntu minadh dhalimiin. Wa astaghfiruka ya laa ilaha illaa anta, ‘aalimul ghaibi wasishaahaadati min kulli sya’atin ‘amiltuhaa fii bayadlin nahari wasawaadil laili fii malain wa khalain wa sirrin wa’alaniyadar i tara ituhi minal ‘yatayan’ Ishyaani. yaa halimu yaa kariim., wa astaghfiruka yaa laa ilaha illaa anta subhanaaka innii kuntu minadl dlaalimiin rabbigfirlii varhamnii watub ‘alayya wa anta khairur rahimiin.

Waastaghfiruqa min kulli faridatin wajabat alaya fiyaanalil laili wa atraafan nahari fa taraktuhaa amdan au khataan au nisyaanan au tahawunan wa ana masulun biha wa min kuli sanatin min sunarsalih muhaidil munarsayauauaaaaa aw tahawanan qallat aw katsurat wa ana ‘aaidum bi haha.

Wa astaghfiruka yaa laa ilaha illaa anta vahdaka la syarialak, subhaanaka rabbal ‘alamin. lakal mulqu wa lakal hamdu valakasi syukru wa anta hasbunaa wa nimal wakil, nimal maula vaniman nashiir wa laa haula wa laa kuwata illaa billahil aliyil adhiim. wahallahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa aalhi washahbiihi wa sallama tasliiman katsiraw wal Hamdu lillaahi rabbil ‘alamin.

“Aku mohon ampun kepada-Mu yang tidak mempunyai Tuhan selain Engkau, aku memang termasuk orang-orang yang zalim. Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku. itu dilakukan padaku siang dan malam, tapi aku sengaja membiarkannya dalam keadaan bingung, terlupakan atau diremehkan Aku akan memintanya untuk mempertanggungjawabkannya, dan dari setiap Sunah Nabi dan penutup Nabi yaitu Muhammad SAW, kemudian meninggalkannya karena kelalaian, ketidaktahuan atau meremehkan, baik Sunnah itu kecil atau besar sedangkan aku menjaganya mengulanginya.”

“Dan aku mohon ampun kepada-Mu ya Allah, yang tidak mempunyai Tuhan selain Engkau, Engkau tidak mempunyai sahabat, Engkau maha suci, Tuhan semesta alam, karena Engkaulah segala kerajaan, karena Engkau segala puji, karena Engkau segala kemuliaan, dan Engkaulah yang mencukupi kami dan engkaulah sebaik-baik pelindung, penolong dan sebaik-baik penolong, dan tidak ada daya dan tenaga kecuali dengan pertolongan Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW. , serta keluarganya, dalam keadaan aman, puji syukur kehadirat Allah, Tuhan semesta alam.” 4. Tasbih Rajab

Subhanalahil jaliil, subhana mallaa yambaghittasbiihu illaa lahu. Subhaanal a’azilakromi. Subhaana mallabisal’izza wa huwa lahuu ahlun

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Besar, Maha Suci Allah yang tidak layak dimuliakan selain Dia, Maha Suci Dia yang Maha Besar dan Mulia, Maha Suci Dia yang menyandang keagungan dan hanya Dia yang berhak menerimanya.”

(Tribunnews.com/Oktavia WW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *