PSI Usul Pelaku Tawuran di Jakarta Dicabut Bansosnya Satu KK: Jangan Cuma KJP, Biar Pikir Ulang

TRIBUNNEWS.COM – Anggota DPRD Fraksi PSI DKI Jakarta Justin Adrian Untayana mengusulkan hukuman lebih berat bagi pelaku tawuran di Jakarta.

Diketahui, Pemprov DKI Jakarta mengambil tindakan tegas dengan memberikan sanksi kepada para pejuang yang memperoleh Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Justin menilai langkah tersebut belum cukup untuk memberikan efek jera.

Justin menyarankan untuk memberikan bantuan sosial kepada pelaku tawuran.

Tak hanya KJP, juga Kartu Warga Lanjut Usia (KJL) Jakarta, Kartu Pelajar Berprestasi Jakarta (KJMU) dan DKI Berbagai bansos lainnya yang diberikan Pemprov DKI kepada penerima manfaat yang terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK) yang sama dengan pelaku pertengkaran tersebut. harus diberhentikan.

“Sanksi keras ini diharapkan dapat membuat pelaku tawuran berpikir dua kali sebelum melakukan kekerasan di Jakarta, karena dampaknya tidak hanya bagi pelakunya, tapi juga keluarganya,” kata Justin, Rabu (10/7/2024). Kata berita.

Dia menambahkan: “Keluarga tersebut akan masuk daftar hitam dari segala bentuk permohonan bantuan, bahkan jika itu diperlukan.”

Di sisi lain, keluarga dan orang tua akan semakin memperhatikan anggota keluarga di dalam dan di luar rumah.

“Peran keluarga dalam mencegah anak terlibat pertengkaran sangat penting karena keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan terdekat,” ujarnya.

Justin juga mengimbau aparat kepolisian lebih aktif melakukan patroli di wilayah rawan konflik dan bertindak tegas terhadap pelaku tawuran, dibandingkan hanya berdamai atau mengandalkan bea materai untuk menyelesaikan permasalahan secara longgar.

Dia berkata: “Kita membutuhkan polisi untuk meningkatkan kepolisian di daerah-daerah yang sering terjadi perkelahian untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat.”

Selain itu, Justin mengungkapkan pihaknya akan mendorong DPRD DKI Jakarta untuk mengesahkan Perda No. 8 Tahun 2007 (Perda) tentang Ketertiban Umum.

Revisi tersebut bertujuan untuk mengatur aturan hukum yang lebih ketat terkait perkelahian.

Justin menjelaskan: “Kami akan mendorong amandemen peraturan ketertiban umum setempat untuk memberikan sanksi hukum yang lebih jelas dan tegas bagi pelanggar perkelahian.”

Perkelahian merupakan perilaku kontraproduktif yang tidak hanya merugikan pelakunya, namun juga berdampak sangat buruk terhadap kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta.

“Kami berharap melalui tindakan tegas dan kerja sama semua pihak, kita dapat mengurangi jumlah pertempuran di Jakarta dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan masyarakat yang beradab,” pungkas Justin Adrian Untayana, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai PSI. (Tribun Jakarta/Nur Indah Farrah Audina) Peristiwa tawuran Basura

Perkelahian antar warga dilaporkan terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Bassura) di Jatinegara Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur pada Selasa (7 September 2024).

Bentrokan tersebut menyebabkan kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut.

“Iya betul (macet), tapi sudah dibubarkan dari Polres.

Operasi tersebut dibubarkan oleh Polsek Jatigala dan Sabhara Polres Jakarta Timur, lapor Kompas.

“Hari ini pukul 17.00 sering terjadi tawuran antar warga. Saat ini polisi dan Sebahara sedang berpisah,” ujarnya. Perkelahian pecah pada hari ulang tahun Jakarta yang ke-497

Diketahui, belum lama ini terjadi perkelahian di tempat yang sama di kawasan pasar Gembrong Basura.

Pertengkaran itu muncul karena saling menggoda.

Pertarungan tersebut bertepatan dengan HUT ke-497 DKI Jakarta.

Kapolres Metro Jakarta Timur Nicolas Ary Lilypaly membenarkan telah terjadi perkelahian.

“Iya (ada adu mulut). Cuma saling sindir dan menantang,” kata Nicolas Ary Lilypaly, Sabtu (22/6/2024).

Nicholas mengatakan, perkelahian itu terjadi setelah waktu salat subuh.

Perkelahian mereda setelah TNI dan Polri mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).

“(Kejadiannya) usai salat subuh. Warga bubar saat polisi dari Polres Jakarta Timur, Polsek Jatigala, dan TNI tiba,” imbuhnya.

Selain itu, pertukaran tersebut terekam kamera dan dibagikan secara luas di media sosial Instagram.

Dalam video yang melakukan aksi keliling, terlihat kedua kelompok saling adu mulut, saling lempar batu dan petasan beberapa kali.

Di sisi lain, beberapa warga yang tidak terlibat terlihat berjaga dan menyaksikan perkelahian tersebut. Bahkan, ada di antara mereka yang memakai helm.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *