Protes Tawanan Israel yang Disandera di Gaza: Netanyahu Ingin Pulangkan Kami Berbentuk Mayat

Wartawan Tribunnews.com Nimra Yunia Listanti melaporkan

TribeNews.com, GAZA – Sayap militer Jihad Islam, Brigade al-Quds, kembali merilis rekaman video yang menunjukkan seorang sandera Israel bernama Alexander Trufanov melakukan protes terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Tahanan tersebut, yang diidentifikasi sebagai perwira Israel, mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap Netanyahu, yang dianggap lamban dalam menangani pertukaran sandera dengan Hamas.

“Rezim dan Netanyahu berbohong kepada Anda ketika mereka mengatakan mereka mencoba untuk membawa kami (tahanan di Gaza) melalui tekanan militer, namun mereka ingin membunuh kami,” jelas Turfanov dalam video tersebut.

“Mereka tidak mau membayar harga untuk membangkitkan kami, mereka akan membawa kami kembali sebagai mayat,” tambahnya.

Dalam unggahan video tersebut, Turfanov meminta masyarakat Israel membantu pemerintahan Netanyahu untuk segera menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata, sehingga seluruh tahanan Israel dapat kembali dengan selamat.

“Pemerintahan dan kepemimpinan yang tidak menghargai kehidupan warganya tidak pantas ada,” kata Turfanov agar pemerintahan lain yang menghargai kebebasan kita dapat bangkit secepat mungkin sebelum hal lain.

“Karena satu-satunya cara untuk menghidupkan kembali kami adalah dengan mencapai kesepakatan pertukaran [tahanan] dan gencatan senjata,” tambahnya.

Setidaknya 239 warga Israel masih terjebak di Gaza sebagai tahanan kelompok perlawanan Palestina, menurut angka dari Middle East Monitor. Ribuan warga marah di depan rumah Netanyahu

Sejak video tersebut muncul di media sosial, ribuan warga Israel turun ke jalan, memprotes kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv dan menuntut pemerintah segera mengembalikan sandera yang ditahan di Gaza dan mengambil tindakan untuk memulangkan mereka.

Tak hanya itu, warga juga menuntut pengunduran diri Netanyahu sebagai perdana menteri.

Mereka yakin Netanyahu dan pemerintah sayap kanan telah gagal menjalankan tugasnya karena gagal mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas dan menjamin pembebasan sandera di Gaza.

“Kami semua melihat videonya, kami tidak bisa tinggal di rumah setelah pemerintah membebaskan semua orang ini,” kata Halit Sagi, salah satu pengunjuk rasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *