Proses Evakuasi Jenazah Wisatawan yang Meninggal saat Wisata di Puncak Bogor, Terkendala Kemacetan

TRIBUNNEWS.COM – Nimi (63), warga Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Sipajong, Jakarta Timur, meninggal dunia pada Minggu (15/9/2024) saat terjadi kemacetan panjang di Kecamatan Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Saat itu, Nimieh bersama kedua putrinya, Yani dan Suryati (36) berangkat ke Bogor bersama rombongan warga Sipayong untuk berwisata religi di pemakaman Karamat Empang.

Usai menunaikan ibadah haji, Nimih bersama kedua anaknya dan pendampingnya di dalam bus wisata hendak mengunjungi kawasan wisata Ponchak Mas, Bogor.

Namun sayang, saat hendak kembali ke Jakarta Timur, bus yang membawa Nimi dan rombongan terjebak kemacetan.

Oleh karena itu, kendaraan tidak bisa keluar dari area parkir Puncak Mas, Bogor.

Dia hendak turun dari bus untuk buang air besar dan kecil.

Namun sekitar pukul 19.00 WIB, Nimie menghembuskan nafas terakhirnya di kawasan Puncak Mas, Bogor.

Lantas, bagaimana proses pengosongan jenazah wisatawan tersebut? Proses pembuangan

Kemacetan berkepanjangan di kawasan Puncak, Bogor pada Minggu malam membuat proses evakuasi jenazah Nimi terhambat.

Anak ketiga Nimeh, Suriati, 36, mengatakan, setelah ibunya meninggal sekitar pukul 19.00 WIB di parkiran Gunung Mas, jenazah tidak segera dievakuasi karena terkendala lalu lintas.

Meski melaporkan kepada petugas di lokasi kejadian, mobil jenazah yang seharusnya digunakan untuk mengevakuasi jenazah Nimieh tak kunjung tiba karena terjebak kemacetan panjang.

Pertama, jenazah Nimih yang berada di area kebun teh dipindahkan ke toko terdekat dengan menggunakan tikar sementara karena saat kejadian sedang hujan.

Setelah menunggu di toko sekitar 30 menit, pengemudi mobil pribadi menawarkan bantuan untuk mengevakuasi jenazah ke masjid sambil menunggu mobil jenazah tiba.

Namun sesampainya di masjid sekitar pukul 20.00 WIB, pihak keluarga kembali menunggu hingga waktu menunjukkan pergantian hari, yakni Senin (16/09/2024).

“Pastinya dia terjebak, dia (ambulans) ingin sampai ke sana dan mencari jalan keluar, tapi dia tidak bisa.”

Jadi saya ada di sana bersama almarhum dan menunggu di sana sampai pukul 00.00 WIB, kata Suryati di Sipayong, Jakarta Timur, Selasa (17/9/2024), dilansir TribunJakarta.com.

Setelah kedatangan mobil jenazah dari dinas lingkungan hidup setempat, pihak keluarga disarankan untuk membawa jenazah Neemi ke rumah sakit untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Namun karena menurut keluarga Niemi dia meninggal secara wajar tanpa ada kejanggalan, mereka sepakat bahwa jenazah Niemi tidak perlu diautopsi.

Keluarga meminta agar jenazah Nimi segera dibawa ke rumah duka di Bambu Apos, Sipayong, Jakarta Timur, untuk dimakamkan secara layak.

Anak pertama Nimeha, Yani, 46, mengatakan, jenazah ibu mereka dibawa pergi setelah manajemen Gunung Mas mengumumkan akan menanggung seluruh biaya akomodasi hingga tiba di rumah duka dengan pengawalan polisi. Lalu lintas di Jalan Raya Puncak masih tersendat meski sudah diterapkan satu ruas jalan akibat lonjakan wisatawan menjelang libur panjang Maulid Nabi, Minggu (15/09/2024). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Senin sekitar pukul 01.00 WIB, jenazah Nimieh Gunung meninggalkan Masa menuju rumah duka dengan petugas polisi mengatur arus lalu lintas.

“Pukul 01.00 WIB saat saya berangkat (Gunung Mas), lalu lintas masih padat, namun karena saya ditemani (polisi), saya bisa melakukannya, alhamdulillah.”

Yani menjelaskan: “Kami tiba di Jakarta sekitar pukul 02.00 WIB.

Jenazah Nimi dimakamkan di rumah duka.

Kemudian, pada Senin sekitar pukul 10.00 WIB, jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bambu Apos, Kecamatan Sipayong. penolakan keluarga

Sementara itu, keluarga Naima membantah kabar korban menderita penyakit penyerta.

Hal ini menanggapi kabar Nimeh mengidap penyakit penyerta seperti asma dan tekanan darah yang menjadi penyebab meninggalnya Nimeh pada Minggu malam.

Yani, anak pertama Nima, mengatakan ibunya tidak pernah menderita asma, darah tinggi, atau penyakit penyerta lainnya seumur hidupnya.

Pihak keluarga membenarkan, Nimieh dalam keadaan sehat saat meninggalkan Jakarta untuk berwisata religi ke Pemakaman Karamat Ampang di Bogor dan mengunjungi Gunung Mas.

Bahkan di Minggu pagi sebelum bepergian, Nimi yang setiap hari membuat segala macam gorengan dan kue, tetap bisa memasak seperti biasa.

Menurut pihak keluarga, jika Nimieh sudah sakit sebelum kejadian, mereka tidak akan mengizinkan almarhum pergi ke Puncak, Bogor.

“Jika aku sakit di rumah, aku tidak akan membiarkan ibuku berjalan.”

Situasi ini baik untuk kesehatan, tapi namanya pasokan, kematian tidak ada yang tahu, kata Yani kepada TribunJakarta.com di Jakarta Timur, Selasa. Penyebab padatnya lalu lintas di kawasan Pancak

Padatnya lalu lintas yang terjadi pada Minggu di kawasan Pančak, Bogor, disebabkan oleh beberapa faktor.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Rizky Guntama mengatakan, faktor pertama karena meningkatnya jumlah kendaraan yang menuju kawasan Puncak.

Bertepatan dengan libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW, dan banyak orang yang melakukan kegiatan wisata.

Faktor lainnya adalah ketidakteraturan mesin yang menyebabkan kemacetan.

Banyaknya sepeda motor yang melaju dari arah berlawanan menyebabkan kemacetan di kawasan Puncak.

“Saat menemukan ruang kosong, mereka melompat dan berlawanan arah sehingga menyebabkan arus lalu lintas terhambat,” kata Rizky, Senin.

Ia mengatakan, kendaraan roda dua dominan pada malam hari, namun volume mobil yang naik turun seimbang.

Rizki mengatakan, jumlah mobil dari Puncak ke Jakarta, maupun dari arah sebaliknya, membludak.

Polisi menerapkan kebijakan sistem lalu lintas satu arah (SSA) di kawasan Puncak Bogor mulai Senin (16 September 2024) mulai pukul 06.30.

Langkah ini dilakukan untuk memudahkan turunnya kendaraan dari Puncak menuju Jakarta dan sekitarnya.

Sebagian tulisan ini dimuat di TribunJakarta.com dengan judul Lalu Lintas Panjang, Butuh 6 Jam untuk Evakuasi Jenazah Wisatawan Meninggal di Puncak.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Reynas Abdila) (TribunJakarta.com/Bima Putra)

Berita lain terkait Puncak Bogor Macet Total

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *