Propam Periksa Anggota Samsat Bekasi yang Viral Pungut Pungli

Laporan reporter Tribunnews.com, Reynas Abdila

TribuneNews.com, JAKARTA – Propam Polda Metro Jaya memeriksa anggota Polsek Ipda P terkait dugaan terorisme ilegal (ilegal) di Samsat Bekasi, Jawa Barat.

Pertunjukan Aipda P menjadi viral di media sosial.

Masih dalam proses, jadi mohon luangkan waktu, kata Ade Kompol Ari Shyam Indradi, Penghubung Polda Metro Jaya, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (12/9/2024).

Ade Ari mengatakan, pelaku sudah menghubungi Kapolda Metro Jaya Irjen (Irgen) Pol Carioto.

Irjen Paul Carrioto meminta pejabat Propam mengkaji dan memproses Ipda P sesuai fakta di lapangan.

Komitmen Kapolda Metro Jaya kepada tim audit internal bernama PROPAM adalah memproses kasus tersebut secara jujur ​​dan sesuai SOP yang berlaku, kata Ade Ari.

Saat ini Aipda P tidak melayani bagian layanan pelaporan.

Yang bersangkutan kini dalam pemeriksaan Propam Polda Metro Jaya.

“Saat ini yang bersangkutan sudah tidak bekerja di bagian pelayanan pemberitaan dan ditangani bagian publisitas,” kata Ade.

Dia menegaskan, seruan masyarakat atas kemenangan Polda Metro akan terjawab sepenuhnya.

“Kalau ada tuntutan pidana caranya lewat SPKT, lalu kalau ada tuduhan pelanggaran disiplin dan hukum lewat PROPAM itu bisa diterima. Dan itu akan diurus,” imbuh Ade Ari.

Sebelumnya, tudingan warga terkait korupsi di DPRD Kota Bekasi sempat dipermasalahkan.

Melalui akun media sosialnya, Tian (27), warga Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku mengalami pelecehan ilegal (diam) saat melakukan pembayaran pajak kendaraan pada Selasa (3/9/2024).

Kisah pertunangan tersebut ia bagikan melalui akun TikTok @ichrist_tiani.

Hari ini saya ke sansad bekasi untuk mengganti nama ekstensi pajak. Semua tahapan pembuatan BPKB sudah Anda selesaikan. “Saat saya sampai di toko, saya meninggalkan semua filenya,” kata Tian.

“Polsek dalam negeri langsung bilang ke saya pak, kalau mau cepat saya bantu tapi Rp 550 ribu. Kalau mau normal tiga hari,” sambungnya.

Tian menolak tawaran tersebut, mengakui bahwa dia menggunakannya untuk tetap mengendalikan mobilnya sendiri.

“Aku bilang dalam hati, aku tidak membutuhkannya, aku sudah menggunakannya, kenapa aku butuh bantuan gan, aku juga sudah bilang dua atau dua kali padanya, kalau normal tiga hari.” Jawabku pelan, tidak masalah, tiga hari, saya tidak terburu-buru,” katanya. Deskripsi pencucian uang (Tribune Madden/Deddy)

Tiba-tiba Tian berkata ‘duh… gan.’ Sebagai tanggapan.

“Saya tidak senang dengan perkataan saya, saya marah, saya teriak. Saya memutuskan untuk teriak agar polisi bertanya kepada saya, kemudian saya ceritakan masalah penangkapannya,” jelasnya.

Tian kemudian mengaku diseret ke ruang interogasi atau ruang emosional.

Akhirnya seorang polisi datang ke rumahnya tanpa panggilan resmi.

  

 

  

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *