Jurnalis Tribunnews Mario Christian Sumampow melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo menilai permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) wajar.
Bendahara DPP Jenderal Projo Barus mempertanyakan pihak yang mengkritik dan meremehkan permintaan maaf Jokowi.
“Minta maaf itu biasa, kalau ada acara di rumah, setelah acara selesai, bilang maaf kalau sambutan kita kurang baik, pelayanan kita kurang baik, itu ‘biasa’, kata panel Barus kepada DPP. Kantor Projo, Jakarta Selatan, Sabtu (03/08/2024).
Oleh karena itu, permintaan maaf yang tulus tidak perlu terlalu dipolitisasi. Makanya saya bertanya kepada pihak yang menanggapi permintaan maaf tersebut, apakah itu sehat atau tidak, lanjutnya.
Permintaan maaf tersebut, lanjut dewan, merupakan langkah penuh belas kasihan.
Apalagi jika mengingat pada periode kedua kepemimpinannya, Jokowi banyak menghadapi krisis, seperti pandemi Covid-19 salah satunya.
“Tentu banyak keputusan yang harus diambil, baik kebijakan, untuk mengatasi krisis ini. Namun alhamdulillah krisis ini bisa kita lalui bersama-sama sehingga Indonesia bisa terus fokus pada cara menyembuhkan dan menapaki jalan baru bagi Indonesia dalam menghadapi krisis ini. 2045″ – dia menekankan.
Permintaan maaf tersebut diketahui disampaikan Jokowi dalam acara peringatan dan doa bersama dalam rangka HUT ke-79 berdirinya Republik Indonesia di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (1/8/2024).
Jokowi hadir bersama Wakil Presiden Maruf Amin dan beberapa anggota Kabinet Senior Indonesia (KIM).
Dalam pidatonya, Jokowi meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukannya selama menjabat sebagai presiden.
“Pada kesempatan yang baik ini, yaitu hari pertama bulan kemerdekaan yaitu bulan Agustus, dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati, izinkan saya dan Profesor KH Maruf Amin meminta maaf sebesar-besarnya atas segala kekeliruan dan kekeliruan yang telah kita lakukan selama ini, apalagi selama ini. kami sedang melakukannya. diserahkan kepada Presiden RI dan diberi amanah oleh Wakil Presiden RI,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, sebagai manusia tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang. Dia hanyalah manusia yang tidak sempurna.
“Tidak mungkin juga memenuhi harapan semua pihak. Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan hanya milik Allah SWT,” ujarnya.