TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – United States Agency for International Development (USAID), Amazon Web Services (AWS), dan PT Data Sinergitama Jaya Tbk meluncurkan program Talent Accelerator 2024 untuk mendorong pertumbuhan talenta digital di bidang EdTech, HealthTech , AgriTech, GovTech dan SmartCities.
Program ini merupakan wadah bagi wirausaha muda untuk mempresentasikan model bisnis dan inovasi teknologi kepada investor, mitra, dan calon pakar di bidangnya.
Acara Demo Day diawali dengan talkshow kecil yang dibawakan oleh Direktur Think.Women Anantya dan ceramah oleh Wakil Direktur USAID Indonesia Erin Nicholson, Senior Account Manager AWS Kurniawan Wiraatmadja, dan Presiden Komisaris Elitery Roestiandi Tsamanov.
Menurut Bapak Roestiandi Tsamanov, ketua Komite Elit, dengan pesatnya perkembangan koneksi internet dan penggunaan platform yang baik di Indonesia, kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat telah berubah dengan cepat.
“Talenta Accelerator 2024 tidak hanya merespon transformasi digital, tetapi juga menjadi katalis perubahan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (27/8/2024).
Bapak Roestiandi mengatakan bahwa program ini dirancang untuk membantu usaha kecil dan menengah beradaptasi dengan pesatnya digitalisasi dan segala tantangannya serta dapat berkontribusi dalam mendorong ekonomi digital Indonesia. “Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan inovasi dan kompetisi startup demi masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, panelis memberikan wawasan mengenai talent program, termasuk bagaimana program tersebut dirancang untuk mendukung dan memandu program Talent Accelerator 2024.
Selain itu, delegasi juga membagikan tips bermanfaat bagi peserta dalam mempersiapkan episodenya di hari demo.
Sebanyak 19 startup berpartisipasi dalam hari demo Talent Accelerator yang mewakili berbagai sektor dengan solusi inovatif. 19 startup tersebut masuk dalam kategori agritech (Arta Grow Persada, Nani, Carisayor, HydroponicID, Soponongiro, Magrotech), smart city (Boolet, LindungiHutan, Mosiga), healthtech (Boonda, Simraisha, HerLens, Afbenesia, Mejadokter), edutech (Muse Akademi, Fiqeeh), pasar (Flecto) dan fintech (Linkita, Jalintraction).
Peserta diberikan waktu selama 4 menit saat melakukan pitching kepada investor, sehingga mereka perlu memaksimalkan waktunya untuk menjelaskan model bisnis.
Selain itu, para peserta menjawab pertanyaan investor mengenai pencapaian yang diraih dan rencana strategis potensi pertumbuhan bisnis di masa depan.
Roestiandi menjelaskan Talent Accelerator mendukung startup dengan menyediakan akses ke teknologi cloud AWS dan saran dari para pemimpin industri yang membantu mereka meningkatkan inovasi dan daya saing.
Misalnya, HerLens menggunakan layanan komputasi awan dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan tingkat akurasi skrining kanker serviks dari 66% menjadi 90% dengan biaya 10 kali lebih murah dibandingkan pesaing dengan skrining manual.
Dengan teknologi hemat biaya yang sama, Simraisha menawarkan model bisnis freemium untuk membantu transisi fasilitas kesehatan dari rekam medis manual ke elektronik. Perusahaan ini berkembang dari 982 klinik menjadi 3.500 klinik dalam satu tahun, mengalahkan pesaing dengan model prabayar.
Roestiandi menambahkan, program akselerator Talenta 2024 merupakan inisiatif Usaid yang bekerja sama dengan AWS dan Elitery. Kemitraan ini mendukung dan mengembangkan startup Indonesia yang masih dalam tahap awal dan mendorong pertumbuhan dan inovasi di sektor-sektor yang penting bagi kemajuan sosial ekonomi Indonesia.
“Dengan bimbingan, sumber daya, dan koneksi kepada investor, Talenta memberikan sarana dan peluang bagi para startup untuk mengembangkan bisnisnya dan berkontribusi bagi kemajuan negara,” jelasnya.
Laporan oleh: Fahraidi Sumber: Uang Tunai