Profil Wage Rudolf Supratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya yang Wafat di Tanggal 17 Agustus

TRIBUNNEWS.COM – Jelaky Rudolph Supratman alias WR Supratman paling dikenal sebagai pencipta lagu nasional Indonesia, Raya.

WR Suprathman tidak hanya dikenal sebagai pencipta lagu Indonesia Raya, tapi juga seorang guru dan jurnalis.

V.R. Supratman lahir pada tanggal 9 Maret 1903 di Jatingar, Jakarta Timur.

Menariknya, V.R. Supratman meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938, yang kemudian menjadi Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

V.R. Supratman mendapat gelar pahlawan nasional pada 20 Mei 1971. V.R. Pengetahuan yang sadar

Dikutip dari website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, V.R. Supratman mengenyam pendidikan pada tahun 1907 di Sekolah Frobel (TK) di Jakarta.

V.R. Supratman melanjutkan pendidikannya di Tweed Inlandshire School (Sekolah No. 2), lulus pada tahun 1917.

Pada tahun 1919, ia lulus Ujian Klein Ambtenaar (KAE) untuk calon pegawai negeri berpangkat lebih rendah.

Setelah lulus dari KAE, Page melanjutkan studinya di Normalschool. Karier musik WR Supratman

V.R. Karir bermusik Supratman tak lepas dari biola yang diberikan kakak iparnya VM Van Eldik di hari ulang tahunnya yang ke-17.

Bersama Van Eldyk WR Supratman mendirikan grup jazz Black and White.

Keahlian bermusik WR Supratman dimanfaatkan untuk menciptakan lagu-lagu pertarungan.

Salah satunya diakui sebagai lagu kebangsaan Republik Indonesia, Indonesia Raya.

V.R. Puncak karir Supratman adalah ketika ia pindah dari Makassar ke Bandung dan memulai karir jurnalistiknya pada tahun 1924 sebagai reporter surat kabar Kaoem Moeda.

Setahun kemudian, ia pindah ke Jakarta dan menjadi jurnalis di surat kabar Sin Po.

Sejak itu ia antusias mengikuti pertemuan-pertemuan organisasi pemuda dan pertemuan partai politik yang diadakan di gedung pertemuan Batavia, dan sejak itulah VR Supratman mulai mengenal tokoh-tokoh gerakan tersebut. Momen kehebatan Indonesia sudah terdengar

Pada tanggal 27-28 Oktober 1928, V.R. Supratmans untuk pertama kalinya mengikuti kongres pemuda kedua. Ia memainkan lagu Indonesia Raya dengan diiringi biolanya di hadapan seluruh peserta kongres.

Hal ini terjadi sebelum keputusan Kongres Pemuda dibacakan.

Usai Kongres Pemuda Kedua, kehidupan V.R. Supratman resah karena dibuntuti polisi Belanda dalam lagu “Merdeka, Merdeka”. Maka pada tahun 1930, pemerintah Hindia Belanda melarang masyarakat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya di depan umum.

1933-1937 Ia pindah dari Jakarta ke Cimahi lalu ke Pemalanga.

Pada bulan April 1937, kakak laki-lakinya Rukiem Supratia membawanya ke Surabaya ketika dia sakit. Saat-saat terakhir sebelum kematian

Kepulangan VR Supratman ke Surabaya diketahui rekan seperjuangannya.

Setelah mereka jatuh sakit, V.R. Mereka pergi ke Supratman.

Pada tanggal 7 Agustus 1938, Belanda menangkap WR Supratman di studio radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep).

VR Supratman ditangkap karena lagunya “Matahari Terbit” diputar di radio Pramuka Nasional Indonesia (KBI).

Hal ini dipandang sebagai simpati terhadap Kekaisaran Jepang.

Setelah penangkapan, V.R. Supratman dibebaskan setelah Belanda tidak dapat membuktikan bahwa mereka bersimpati kepada Jepang.

Kesehatannya terus memburuk dan pada tanggal 17 Agustus 1938 (Rabu) WR Supratman meninggal dunia dalam usia 35 tahun.

Letaknya di Jalan Mangga no. 21 Tambak Sary Surabaya menderita penyakit jantung.

V.R. Supratman dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kapasan, Jalan Tambak Segaran Wetan, Surabaya. Penghargaan WR Supratman

Atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia V.R. Supratman telah meraih beberapa penghargaan. Dianugerahi Bintang Mahaputra III secara anumerta pada 17 Agustus 1960. Penghargaan Pahlawan Nasional 20 Mei 1971 Bintang Mahaputra Utama Perintah Kehormatan 19 Juni 1974

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *