Profil Muhammad Yusuf Ateh, Kepala BPKP yang Jadi Ketua Pansel KPK, Punya Harta Rp 16 M

TRIBUNNEWS.COM – Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Atteh telah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (Pansel) dan Ketua Badan Pengawasan Papan. ) periode 2024-2029.

Pandangan itu diungkapkan Mensesneg Praticono pada Kamis (30 Mei 2024) di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta.

Platicono mengatakan, seluruh anggota Pancel diangkat Joko Widodo melalui keputusan presiden yang ditandatanganinya.

“Memang Presiden sudah menandatangani Keputusan Presiden secara lengkap tentang Panitia Pemilihan Pimpinan dan Dewan KPK.”

Jadi, ini panitia yang memilih pimpinan KPK dan anggota Dewas KPK, katanya seperti dikutip YouTube Compass TV.

Pratikko mengatakan, selain Ateh, panitia KPK diketuai oleh Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria.

Arif juga menjabat sebagai Wakil Ketua dan Anggota Komite KPK.

Selain Arif, anggota Pancel KPK lainnya antara lain: Kepala PPATK: Ivan Yustiyavandana Wakil Menteri Keuangan dan Manajemen Risiko: Nawal Nelly PT Inalam Komisaris: Ahmed Errani Yustika Kepala Badan Strategis Departemen Kebijakan Hukum dan Hak Asasi Manusia Dr. Hak Asasi Manusia: Andalu Ambeg Parmarta, Fakultas Hukum Universitas Sri Lanka (Unair) Guru Besar: Elvi Danil Komite Pengurus Transparansi Internasional Indonesia: Rezki Sri Wibowo Airlangga Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) Dosen: Taufik Rachman

Di bawah ini biografi lengkap Muhammad Yusuf Atteh dengan kutipan dari berbagai sumber.

Tentang Muhammad Yusuf At

Kutipan dari laman UI menyebutkan bahwa Muhammad Yusuf Atteh lahir di Jakarta pada tahun 1964.

Riwayat pendidikannya diawali dengan studi di Akademi Akuntansi Negara (STAN), D-IV.

Ia kemudian belajar administrasi bisnis di Universitas Adelaide di Australia dan melanjutkan studinya untuk mendapatkan gelar master.

Tak puas-puasnya, Ateh mengejar gelar PhD di Universitas Indonesia (UI), jurusan administrasi publik.

Kemudian pada tahun 2013 hingga 2020, beliau lebih banyak terlibat di Kementerian Pendayagunaan Lembaga Negara dan Reformasi Birokrasi (KempanRB), menjabat sebagai Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas dan Pengawasan Kelembagaan di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Semasa menjabat Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, beliau juga dilantik sebagai anggota pengawas Badan Percetakan Republik Indonesia (Peruri) pada 13 Mei 2019.

Namun jabatan tersebut hanya dijabatnya selama satu tahun, hingga 23 Agustus 2020.

Namun, Art pertama kali ditunjuk sebagai Kepala BPKP oleh Jokowi pada 3 Februari 2020, dan kemudian berhenti menjabat sebagai Dewan Pengawas Peru.

Semasa menjabat sebagai Kepala BPKP, beliau juga diangkat menjadi Komisaris PLN.

Memiliki harta kekayaan Rp 16,8 miliar dan tidak memiliki hutang

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pimpinan Nasional (LHKPN) KPK Ateh tahun 2022, total kekayaannya mencapai Rp 16,8 miliar.

Ia tercatat tidak memiliki utang.

Sedangkan kekayaannya sebagian besar berasal dari surat berharga senilai Rp6,6 miliar dan uang tunai setara kas senilai Rp5 miliar.

Selain itu, sumber kekayaan Ateh yang kedua berasal dari tanah dan bangunan senilai Rp4,4 miliar yang tersebar di Bandung, Bogor, Bekasi, dan Pulgada.

Ateh juga memiliki dua mobil seharga Rp 550 juta yang keduanya bermerek Honda Jazz.

Berikut rincian lengkap kekayaan bersih Youssef Atteh berdasarkan LHKPN Reguler 2022.

Tanah dan bangunan RP 4.477.114.000

1. Tanah 1.000 meter persegi di Kabupaten/Kota Bandung, hasil produksi sendiri RP. 55.000.000

2. Kabupaten/Kota Bandung mempunyai luas tanah 3740 meter persegi dan hasil produksi sendiri sebesar Rp. 100.980.000

3. Kabupaten/Kota Bogor mempunyai luas tanah 856 meter persegi dan mempunyai penghasilan sebesar Rp. 70.000.000

4. Kabupaten/Kota Bogor meliputi tanah dan bangunan seluas 165 meter persegi/45 meter persegi, dengan hasil sendiri sebesar Rp. 197.055.000

5. Tanah dan bangunan seluas 670 meter persegi/70 meter persegi di Kabupaten/Kota Bekasi, hasil produksi sendiri Rp 594.950.000

6. Kabupaten/Kota Bekasi Tanah 70 meter persegi hasil produksi sendiri Rp. 56.140.000

7. Tanah dan bangunan seluas 297 meter persegi/150 meter persegi di Kabupaten/Kota Bekasi, hasil produksi sendiri Rp 339.489.000

8. Tanah dan bangunan seluas 156 meter persegi/156 meter persegi di Kabupaten/Kota Bekasi, hasil produksi sendiri sebesar Rp.1.000.000.000

9. Kabupaten/Kota Bekasi Tanah 251 meter persegi, Heritage RP. 313.500.000

10. Kabupaten/Kota Pukarta mempunyai luas tanah 10.000 meter persegi dan hasil produksi sendiri sebesar Rp.1.000.000.000

11. Kabupaten/Kota Purvakarta mempunyai luas tanah 8.631 meter persegi dan mempunyai hasil sebesar Rp. 750.000.000

B. Alat dan Mesin Angkutan RP. 550.000.000

1. Mobil Honda CRV 2017, skornya sendiri RP. 350.000.000

2. Mobil Honda Jazz 2018 Hasil Sendiri RP. 200.000.000

Harta bergerak lainnya 149.056.000

Surat Berharga RP 6.684.873.675

Kas dan setara kas Rp. 5.021.900.951

Total aset Rp 16.882.944.626

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *