PROFIL Ketua DPRD Rembang yang Ditahan di Arab Saudi, Kedapatan Berhaji Gunakan Visa Ziarah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Profil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Supadi, Kabupaten Rembang, yang ditangkap otoritas Saudi karena terlibat penggerebekan imigrasi dengan ·pemohon visa haji.

Menurut Wakil Ketua DPRD Rembang M Bisri Cholil Lakhuf, Supadi ditahan sejak 9 Juni 2024 setelah terjaring penggerebekan otoritas Saudi di kota Makkah.

“Alasan pelanggarannya adalah penggunaan visa haji. Visa haji dibayar pada tanggal 23 Mei. Dia masuk pada tanggal 3 atau 4 (Juni). Kemudian dia digerebek pada tanggal 9 (Juni),” ujarnya. pada hari Selasa. (7/9/2024).

Supadi cuti mulai 31 Mei 2024 sampai dengan 25 Juni 2024. Yang bersangkutan dapat dihubungi terakhir kali pada 5 Juni 2024.

Setelah itu, hingga usai libur, tidak ada komunikasi dari Ketua DPRD Rembang.

Gus Gipul mengatakan, berdasarkan informasi yang dikembangkan di Arab Saudi, Supadi mendatangi rumah temannya dan tempat itu digerebek.

“Jadi ditemukan di rumah temannya banyak dokumen, komputer dan printer serta banyak siswa yang belajar di sana,” jelasnya.

Menurutnya, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah memberikan bantuan hukum kepada politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.

“Dalam hal ini Supadi mendapat bantuan hukum dan selalu aktif berkomunikasi dengan kepolisian Arab Saudi didampingi Konjen, agar putusan Inkra tidak berakhir di pengadilan,” jelasnya.

Profil Supati

Politisi PPP ini lahir pada 5 Juni 1967 di Rembang.

Dikutip dari situs resmi Pemkab Rembang, Supadi menjabat Ketua DPRD Rembang sejak November 2020.

Ia menggantikan Ketua DPRD Rembang Majid Kamil MZ yang meninggal dunia pada Juni 2020.

Saat diangkat menjadi Ketua DPRD Rembang, Supadi berjanji akan mengawasi dan mendampingi Pemkan dalam menjalankan tugasnya, khususnya pembangunan dan perekonomian.

Supadi diketahui akan menghadapi sidang kedua terkait pelanggaran ibadah haji dengan visa haji.

Sidang kedua akan digelar pada 11 Juli 2024.

Uji coba pertama akan digelar pada 3 Juli 2024.

“Kemarin tanggal 3 (Juli), berdasarkan informasi yang diterima, pengadilan telah mendengarkan surat dakwaan. Tanggal sidang kedua berikutnya kemungkinan besar tanggal 11 (Juli).”

Jadi kita tunggu bukti atau hasil sebenarnya dari keputusan resmi Arab Saudi, jelas M Bisri Cholil Lakhuf.

Penjelasan Kementerian Agama

Terpisah, Kantor Kementerian Agama Rembang (Kemenag) mengaku belum bisa berkomentar mengenai kejadian yang dialami Supadi.

Pasalnya, nama Supadi tidak tercantum dalam daftar jemaah atau petugas tetap haji Rembang.

“Dalam informasinya, Pak Supadi pasti sedang menunaikan ibadah haji. Namun jika dicek data jemaah haji Kabupaten Rembang, namanya tidak masuk dalam daftar jemaah haji 2024 Kabupaten Rembang sebagai haji biasa. peziarah. Atau sebagai pejabat,” saat dihubungi TribunJateng.com, Selasa. , Kepala Kantor Kementerian Agama Rembang, Moh. jelas Mukson.

Untuk itu, Mukson menegaskan pihaknya tidak punya kewenangan untuk mengeluarkan informasi mengenai Supadi.

Sebab, jika Supadi benar-benar menunaikan ibadah haji, ia tidak menggunakan fasilitas Kementerian Agama.

“Proses haji dimulai dari dapat bagiannya, kalau haji biasa, sebagai petugas juga ada prosesnya, pakai visa haji.”

“Pada saat yang sama, dia tidak terdaftar. Jadi sejujurnya kami tidak tahu informasi apa pun tentang dia, jadi kami tidak bisa mengomentari statusnya,” jelas Muxon.

Jika benar Supadi ditahan di Arab Saudi karena ibadah haji tidak resmi, maka itu domain Kementerian Luar Negeri dan pihak terkait lainnya, bukan Kementerian Agama.

Mukson membenarkan, nama Supadi tidak tercantum sebagai jemaah haji tahun ini di Sistem Informasi Komputer Haji (Siscohat).

Saat ditanya apakah ada kemungkinan Supadi berangkat ke daerah lain sebagai jemaah haji atau pejabat, secara tidak langsung Mukson mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan secara prosedur.

“Untuk proses haji tentunya lokasi awal berkaitan dengan perumahan. Jika ingin pindah atau pindah ke daerah lain, ada prosedur yang harus diikuti.”

“Pada saat yang sama, kami tidak melakukan proses dan prosedur dengan benar,” katanya.

Sebagai informasi, pengajuan izin supadi mulai 31 Mei hingga 25 Juni 2024.

Namun sejak 5 Juni 2024 hingga masa cutinya berakhir, Supadi tak bisa dihubungi lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *