Profil Herman Hery, Anggota DPR dari PDIP yang Rumahnya Digeledah KPK, Pernah Jadi Sorotan

Tribun News.com, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang mengusut kasus korupsi Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19.

Baru-baru ini, KPK melakukan penggeledahan di berbagai lokasi terkait kasus tersebut.

Salah satu kawasan yang digeledah adalah kediaman Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Herman Heri (HH) di Depok, Jawa Barat.

Usai dikonfirmasi Juru Bicara KPK Tessa Mehrdika Sugiarto, Kompas.com memberitakan, Minggu (23/7/2024), “(Rumah HH digeledah) di Jabodetabek untuk kegiatan penyidikan terkait penyidikan kasus bansos Covid-19.

Kasus tersebut merupakan pengembangan dari kasus Dana Bansos Covid-19 yang diajukan Menteri Sosial (MENSOS) Juliari Peter Batubara pada tahun 2019. Sekilas Info tentang Herman Herry

Herman Herry merupakan politikus senior PDIP.

Ia pernah menjabat Wakil Ketua Komisi III DPR RI Bidang Hukum dan Keamanan.

Ia kini diserahi tanggung jawab Komisi VII DPR RI yang membidangi isu-isu terkait energi dan lingkungan hidup.

Berdasarkan laman resmi dpr.go.id, Herman Herry lahir di Flores, 20 November 1962.

Ia memulai karir politiknya sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur 2 pada tahun 2004-2009.

Pada tahun 2009, Herman kembali dicalonkan sebagai calon legislatif untuk dipilih kembali.

Seperti biasa, ia didukung PDI Perjuangan untuk wilayah yang ditunjuk Nusa Tenggara Timur 2.

Herman juga terpilih menjadi anggota DPR periode 2009-2014 dan bertugas di komisi hukum, hak asasi manusia, dan keamanan.

Tak puas menjadi anggota DPR dua periode, Herman kembali mencalonkan diri pada 2014 sebagai calon legislatif.

Ia terpilih kembali dan diyakini menjadi wakil ketua Komisi III menggantikan Trimedya Panjayathan.

Herman juga dikenal sebagai seorang pengusaha.

Beliau menjabat sebagai Ketua Eksekutif Perusahaan Grup Bi Mukti dari tahun 1989 hingga 1994.

Ia juga terdaftar sebagai anggota aktif Persatuan Industri dan Perdagangan (KADIN).

Pada tahun 2012, Herman Heri sempat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Solar Home Systems (SHS) di Dirjen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Bidang Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi di Kementerian ESDM, Jacob Purwono.

Pada Senin (14/6/2021) namanya disebut-sebut oleh saksi sekaligus mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara dalam kasus korupsi bansos Covid-19 di Pengadilan Negeri, Jakarta.

Dia disebut-sebut sebagai pemilik PT Dwimukti planet Electrindo.

Perusahaan memasok barang terkait pemberian bantuan sosial (Bansos) kepada Kementerian Sosial (Kamensos).

Pada tahun 2011, Herman Herry membawa mobil mewah senilai 7 Miliar ke konferensi tersebut.

Namun pria asal Flores ini mengatakan kekayaan yang dimilikinya merupakan hasil kerja kerasnya sebagai seorang wirausaha. Riwayat Pekerjaan:

– PT. Bumi Asih Group, Sebagai : Penjualan Pemasaran (1980 – 1984)

– PT. Aneka Spring, sebagai: Supervisor Penjualan (1984 – 1989)

– PT. Sarang Technik, Manajer Penjualan (1989-1994)

– Grup Bi Mukti, Pemilik/Ketua (1995 – 2004)

– Anggota DPR-RI periode 2004 – 2009, 2009 – 2014, 2014 – 2019 dan 2019 – Saat ini KPK sedang mendalami 3 kasus bansos.

Diketahui, KPK tengah mendalami tiga kasus bansos yang diduga dana pemerintah hilang.

Pertama, kerusakan ekonomi yang dilakukan pemerintah terhadap sistem bantuan sosial disebabkan oleh Juliari Covid-19.

Kemudian, penyaluran Bantuan Sosial Beras (BSB) oleh Parivar Yojana (KPM) dalam Program Asha Parivar (PKH) Kementerian Kesehatan.

Kemudian pembelian 600.000 tas dengan dukungan Presiden untuk Bantuan Sosial Presiden (Banpres) atau Jabodetabek.

Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara ditangkap pada 2019 saat penggeledahan rumah Herman Heri dalam kasus Dana Bansos Covid-19.

Sumber: Kompas.com/Surya.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *