Profil Bambang Susantono, Mundur dari Jabatan Kepala Otorita IKN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bambang Susantuno resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Otoritas Wanita Indonesia (IKN) pada Senin (3/6/2024).

Bambang menyerahkan pengunduran dirinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Selain pengeboman, Wakil Ketua Otoritas IKN Dhony Rahajoe juga mengundurkan diri dari jabatannya.

“Beberapa waktu lalu, Pak Presiden menerima surat pengunduran diri dari Wakil Kepala Badan IKN, Pak Dhoni Rahoju. Selang beberapa waktu, Pak Presiden juga menerima surat pengunduran diri dari Pak Bambang Susantuno,” kata Menteri. Negara. Sekda Pratikno dalam jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/6/2024).

Keduanya diketahui dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (10/3/2022) sore.

Pembukaan kedua nomor tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 9N tentang Pengangkatan Ketua Otorita IKN dan Wakil Ketua Otorita IKN Nusantara Masa Jabatan 2022-2027 yang dibacakan Deputi Bidang Administrasi. dari Perangkat. Sekretariat Negara, Kementerian Nanak Parvanti. profil Bambang Susantano

Bambang, kelahiran Yogyakarta, 4 November 1963, memiliki segudang prestasi di bidang infrastruktur dan transportasi.

Bambang lulus dari ITB dengan gelar Sarjana Teknik jurusan Teknik Sipil, kemudian Magister Perencanaan Teknik Transportasi Perkotaan dan Wilayah (University of California Berkeley, Magister Perencanaan Kota dan Wilayah (MCP) dan gelar MSCE di bidang Teknik Transportasi).

Beliau kemudian memperoleh gelar doktor di bidang perencanaan infrastruktur dari University of California, Berkeley, AS.

Selain menjabat Wakil Menteri Perhubungan di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia juga turut berkontribusi dalam memajukan sektor transportasi di Indonesia, antara lain kereta api jalur ganda, monorel, dan bus.

Pada periode 2004-2010, ia juga dipercaya sebagai Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MITI) yang saat itu fokus pada sistem transportasi kemanusiaan.

Ide transportasi manusia ini terlihat dari berbagai ide yang ia uraikan dalam buku Revolusi Transportasi terbitan Gramedia Pustaka Utama 2014.

Revolution Transport disingkat menjadi “revolutrans”.

Dalam buku tersebut terdapat foto Bambang bersama Jokowi yang baru menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2012.

“Melalui pengalaman pahit dalam memerangi kekacauan, tampaknya revolusi transportasi membantu kita menemukan cara yang lebih baik untuk mencapai tujuan kita,” tulisnya dalam pendahuluan buku tersebut.

Dari revolusi ini, beliau mengatakan bahwa perubahan dimulai dari keberanian untuk mencapai kesuksesan.

Bom mencontohkan, ketika ia mendorong revolusi kereta api, banyak orang yang menghindar dan mengabaikannya.

Railvolution merupakan sebuah revolusi di bidang perkeretaapian, salah satunya kereta api jalur ganda Jakarta-Surabaya dengan panjang 727 km.

Selain itu, kereta bandara telah diluncurkan dan e-ticketing telah diterapkan di kereta.

“Alhamdulillah, kini kami bisa menjawab keraguan tersebut,” imbuhnya merujuk pada pengerjaan beberapa proyek perkeretaapian.

Pengalaman mengelola transportasi dan infrastruktur juga mendukung latar belakang pendidikannya.

Bambang lulus dari Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menyelesaikan program pascasarjana untuk gelar master Perencanaan Wilayah dan Kota (MCP) di University of California, Berkeley.

Karirnya di pemerintahan dimulai saat ia bekerja sebagai pegawai di Departemen Pekerjaan Umum dan kemudian menjabat sebagai Wakil Menteri Koordinator Perekonomian, Infrastruktur, dan Koordinasi Pembangunan Daerah pada tahun 2007-2010.

Ia menjadi Wakil Menteri Perhubungan pada tahun 2009, membantu Menteri Perhubungan dalam meningkatkan sektor transportasi di Indonesia.

Bahkan, pada tahun 2012 ia diangkat menjadi Ketua Komisaris PT Garuda Indonesia, tbk.

Pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan yang lengkap di bidang infrastruktur dan transportasi.

Namun, semua tergantung pada keputusan presiden yang mengangkat kepala pemerintahan, bukan anggota partai politik. Pernah menjadi bos ADB

Bambang Susantono juga merupakan orang nomor dua di Asian Development Bank (ADB) yang berkantor pusat di Manila, Filipina.

Meski begitu, Ir Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D (52) tetap merasa seperti pekerja Indonesia pada umumnya, dan berusaha untuk rendah hati.

Ah, saya hanya seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) biasa yang bekerja di Filipina, kata Bambang, pria kelahiran Yogyakarta, 4 November 1963, saat dihubungi untuk wawancara eksklusif dengan Tribunnews.com, Sabtu 6 Mei. . 2017.

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa di ADB saya perlu memperoleh pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang seperti pendidikan, keuangan dll. Jadi ya, benar kalau ada yang bilang kita akan belajar sampai tua.

Bambang juga telah menulis beberapa buku mengenai infrastruktur dan transportasi, salah satunya adalah “Pengelolaan Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah” yang merupakan perangkat pembangunan nasional.

Buku-buku lain yang ditulis oleh Satyalinkana Kerya Satya, Satyalinka Veera Kerya dan Satyalinka Pembangunan Award antara lain berjudul “1001 Wajah Transportasi Kita”, “Perencanaan dan Strategi Tata Ruang dalam Pembangunan Daerah”, dan “Percepatan Infrastruktur di Tengah Krisis” terbengkalai. .

Dalam menghadapi kisruhnya sistem transportasi, Bambang Susantono menghadirkan pendekatan transportasi yang manusiawi yang diawali dengan etika dalam bertransportasi.

Menurutnya, menjaga ketertiban transportasi sangat penting untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna.

Mengenai konsep transportasi kemanusiaan, ia mengatakan selain melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, sistem transportasi manusia juga harus fokus pada empat aspek, artinya angkutan umum harus dibuat tepat waktu agar dapat digunakan oleh masyarakat. , harus nyaman dan dapat dikendarai, harga angkutan umum harus terjangkau dan keamanannya terjamin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *