Wartawan Tribunnews Choirul Arifin melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Prestige Motorcars resmi bergabung sebagai diler resmi 3S (penjualan, servis, suku cadang) di kawasan PIK 2.
Prestige bermitra dengan PT JIO Distribution Indonesia (JDI), distributor mobil BAIC tanah air, untuk mendistribusikan mobil BAIC BJ 40 PLUS dan BAIC X55-II.
Penandatanganan kerja sama kedua kelompok dilakukan di Tangerang, Selasa (14/5/2024) bersamaan dengan peluncuran BAIC yang dihadiri Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), dan direksi BAIC. JDI, dan Rudy Salim. sebagai CEO Prestige Motorcars.
“Kami bangga memperkenalkan dua produk andalan BAIC untuk pertama kalinya di Indonesia,” kata Chief Operating Officer PT JDI Dhani Yahya.
Ia mengatakan BAIC BJ 40 PLUS dan BAIC X55-II menawarkan kombinasi sempurna antara gaya, performa, dan teknologi terkini.
Dengan diperkenalkannya BAIC BJ 40 PLUS dan BAIC X55-II, Prestige Motorcars memperluas portofolionya dengan kendaraan yang memenuhi kebutuhan gaya hidup aktif dan penuh petualangan. Selain itu, bergabungnya Prestige Motorcars juga menunjukkan semangat yang besar untuk terus berinovasi di dunia otomotif.
“Di kawasan PIK 2, kami menyiapkan tempat yang siap memberikan layanan 3S dan pengalaman berkendara off-road yang unik. Kami juga akan memperkenalkan produk BAIC secara luas untuk terus memperkenalkan Indonesia dengan harga yang terjangkau tentunya.” kata Rudy Salim, CEO Prestige Motorcars.
Penambahan model BAIC BAIC BJ 40 PLUS dan BAIC X55-II memperluas portofolio Prestige Motorcars, memenuhi kebutuhan pelanggan yang mencari keunggulan dalam setiap pengalaman berkendara. Dengan performa tangguh dan desain mewah, mobil-mobil ini akan memukau pecinta mobil dan meningkatkan pengalaman berkendara.
“Menggabungkan kekuatan Prestige Motorcars dengan Beijing Automotive dan JDI, kami siap membangun ekosistem otomotif yang dinamis dan berpusat pada pelanggan.” dia melanjutkan.
Dengan menjadi dealer resmi 3S untuk PIK 2 dan memperkenalkan model BAIC BJ 40 PLUS dan BAIC X55-II, Prestige Motorcars tetap berkomitmen terhadap kualitas, layanan, dan inovasi yang tak tertandingi. Kemitraan ini menunjukkan konsistensi visi dan komitmen mereka terhadap perkembangan industri otomotif.
Di saat yang sama, Bamsoet mengapresiasi merek mobil China yang semakin banyak memenuhi jalanan Indonesia. Bamsoet sendiri mengakui, kualitas tirai bambu mobil produksi China semakin bagus dan jempolannya sangat bagus, sedangkan harga di dalamnya sangat kompetitif.
“Pasar yang ingin kami tangani adalah generasi baru. “Kami berharap ke depan roda perekonomian industri otomotif terus bergerak dengan bantuan BAIC BJ 40 PLUS dan BAIC X55-II,” kata Bamsoet yang juga Ketua Umum IMI (Ikatan Sepeda Motor Indonesia) .
Data teknis BAIC BJ-40 Plus
BAIC BJ-40 Plus mirip dengan Jeep, namun tidak sama. Masuk ke Indonesia tersedia varian mesin yaitu mesin bensin 2000cc DOHC turbocharged 4 silinder. Mesin ini dipadukan dengan girboks delapan percepatan dari pabrikan ternama Jerman ZF.
Mobil ini menggunakan sistem penggerak Borg-Warner dengan electronic transfer case dan center differential lock yang diklaim sangat andal di medan berat.
Penggerak empat roda BAIC BJ-40 Plus mampu menghasilkan tenaga maksimal sebesar 221 hp dan torsi 380 Nm yang dirasa cukup untuk berbagai kondisi dan kondisi jalan di Indonesia. Harganya belum final, namun perkiraan nilainya sekitar Rp 800 juta.
Model kedua yang diluncurkan di pasar Indonesia adalah X55-II yang merupakan SUV mid-size berpenggerak roda depan (FWD).
Mobil ini dibekali mesin turbo 1.500cc DOHC yang dikawinkan dengan kopling ganda 7 percepatan (untuk mesin 7 percepatan tersebut menghasilkan tenaga 185 hp dan torsi 305 Nm yang mampu berakselerasi dari 0 km/jam hingga 100 km/jam dalam waktu 7,8 detik. .
Model ini memiliki tampilan unik dan sangat modern yang menyesuaikan dengan kondisi pasar saat ini. Interiornya nyaman, mampu menampung hingga 5 penumpang dan memiliki bagasi terbuka. Mobil ini dijual Rp 400 juta.
“BAIC BJ40 Plus dan BAIC X-55 II merupakan dua model pertama yang kami pilih khusus untuk memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia yang memiliki kebutuhan yang sangat berbeda,” ujar Dhani Yahya.