Presiden Venezuela Maduro Tandatangani Dekrit Pemblokiran Akses X Selama 10 Hari

TRIBUNNEWS.COM – Pada Kamis (8/8/2024), Presiden Venezuela Nicolas Maduro menandatangani resolusi untuk memblokir akses platform sosial X, sebelumnya Twitter, di negaranya selama 10 hari.

Dikutip dari Jerusalem Post, Maduro kerap mengkritik pemilik X, Elon Musk, sejak pemilihan presiden negara itu pada 28 Juli 2024.

Awal pekan ini, Maduro meminta para pendukungnya untuk meninggalkan aplikasi perpesanan WhatsApp dan beralih ke Telegram atau WeChat.

Ia mengatakan, aplikasi tersebut digunakan untuk mengancam keluarga tentara dan polisi.

Maduro juga telah bertemu Musk secara terbuka sejak pemilu.

Maduro dan otoritas pemilu mengatakan presiden tersebut memenangkan masa jabatan ketiga dalam pemilu tersebut, meskipun pihak oposisi mengklaim kemenangannya dan mengatakan mereka memiliki hasil pemungutan suara sebagai buktinya.

Baik Maduro maupun badan pemilu tidak merilis rincian penghitungan suara.

Beberapa hari setelah pemungutan suara, warga Venezuela di seluruh negeri melancarkan protes.

Massa meminta Maduro mundur dan menghormati kemenangan kandidat oposisi Edmundo Gonzalez.

Protes tersebut diposting di media sosial, lapor Reuters. Kemenangan yang bisa diperdebatkan

Konflik ini terjadi segera setelah badan pemilu nasional Venezuela menyatakan Presiden Nicolas Maduro, calon presiden petahana, sebagai pemenang pemilu presiden 2024.

Organisasi Pemilihan Umum Nasional menyebut Maduro berhasil memenangkan pemilu presiden dengan memperoleh 51,2 suara.

Ia dinyatakan unggul atas rival oposisinya, Edmundo Gonzalez Urrutia, yang hanya memperoleh 44,2% suara. lihat foto Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden. Pemerintah Venezuela telah menghentikan hubungan dengan sejumlah negara yang enggan mengakui kemenangan Nicolas Maduro dalam pemilihan presiden di Venezuela.

Meskipun Maduro secara sah sedang menjalani masa jabatan presiden keempat di Venezuela, hasil pemilunya mendapat kritik dari beberapa pihak.

Bahkan pihak oposisi, Edmundo Gonzales, menyebut hasil pemilu presiden yang diumumkan lembaga pemilu Venezuela tidak masuk akal.

Mereka membantah klaim bahwa Gonzalez gagal mengalahkan Maduro, dengan perolehan 44 persen suara berbanding 51 persen.

Tak hanya kubu Gonzalez, para pemimpin oposisi Venezuela dan pengamat asing pun meragukan kemenangan Maduro. Mereka meminta otoritas pemilu di Caracas mempublikasikan secara rinci hasil pemilu presiden saat ini.

“Saya ingin memberitahu Venezuela dan dunia bahwa mereka memiliki presiden terpilih baru dan ini adalah Edmundo Gonzales Urrutia,” kata pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado. Putuskan hubungan dengan banyak negara

Pemerintah Venezuela telah menghentikan hubungan dengan sejumlah negara yang enggan mengakui kemenangan Nicolas Maduro dalam pemilihan presiden Venezuela.

Tak berhenti sampai disitu, pemerintah Venezuela juga menarik seluruh personel diplomatiknya dari kedutaan besarnya di Argentina, Chile, Kosta Rika, Peru, Panama, Republik Dominika, dan Uruguay.

“Republik Bolivarian Venezuela dengan tegas menolak intervensi dan pernyataan sekelompok antek pemerintah sayap kanan Washington yang secara terbuka mendukung postulat ideologi fasisme internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Venezuela, dikutip Anadolu.

“Pemerintah Republik Bolivarian Venezuela kini memilih untuk menarik kembali seluruh anggota misi diplomatiknya di Argentina, Chile, Kosta Rika, Peru, Panama, Republik Dominika dan Uruguay dengan kecewa karena mereka meragukan pemilu presiden Venezuela”. dia menambahkan.

Penarikan ini dilakukan setelah banyak negara di Amerika Latin meragukan kemenangan Nicolas Maduro dan menyebutnya sebagai “penipuan” dalam pemilu presiden.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *