Presiden Rusia Putin Kecam Genosida Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk genosida Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Putin juga mengecam serangan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) ke Israel pada 7 Oktober 2023, namun respons Israel terhadap Jalur Gaza bukanlah perang melawan Hamas.

“Apa yang terjadi saat ini di Gaza sebagai respons atas serangan Hamas terhadap Israel sama sekali tidak seperti perang,” kata Putin saat diwawancarai media Turki, Anadolu, Rabu (6/5/2024).

“Ini seperti pemusnahan total terhadap warga sipil,” lanjutnya.

Putin mengatakan dia mengharapkan pembentukan negara Palestina dan tidak ada satu kekuatan pun yang mendominasi upaya perdamaian di Timur Tengah.

Presiden Rusia menekankan bahwa Rusia berupaya berkontribusi dalam upaya mewujudkan hal tersebut.

“Kami berusaha menggunakan pengaruh sebanyak mungkin dengan tujuan menyelesaikan konflik, termasuk dari sudut pandang kemanusiaan,” kata Putin.

Menurutnya, ekspansi militer di Timur Tengah dipengaruhi oleh kebijakan Amerika Serikat (AS) yang mengecualikan dan mengontrol solusi bagi Israel dan Palestina.

“Amerika Serikat juga harus memainkan peran penting dalam mencapai perdamaian di Timur Tengah, namun negara-negara di kawasan ini harus memainkan peran penting,” ujarnya.

Putin mengatakan Rusia mendukung terwujudnya solusi dua negara di Israel dan Palestina.

“Kami sudah lama tidak melihat negara Palestina sejak zaman Uni Soviet. Cara kami melakukan hal ini tidak berubah,” katanya.

Dalam wawancara tersebut, Putin juga memuji langkah Türkiye dalam mendukung solusi Israel-Palestina.

Rusia sejauh ini berusaha untuk tetap netral terhadap Israel dan Hamas, meski berulang kali mengkritik Israel.

Tahun lalu, Rusia menjamu perwakilan Hamas di Moskow untuk membahas kekerasan Israel di Jalur Gaza. Jumlah korban

Israel terus melanjutkan kekerasan di Jalur Gaza, korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.550 orang dan 82.959 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (4/6/2024) dan 1.147 orang meninggal. di wilayah Israel, Anadolu melaporkan.

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan serangan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan sekitar 120 sandera, baik hidup maupun mati, masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza, menyusul pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina berada di penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *