Mahmoud Abbas mengatakan PBB telah gagal dalam misinya untuk mendirikan negara Palestina
TRIBUNNEWS.COM- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengkritik PBB pada hari Selasa karena tidak membantu pendirian negara Palestina dan menyalahkan kegagalan ini atas tekanan AS, Anadolu Agency melaporkan.
“PBB telah gagal dalam misinya untuk menawarkan solusi tunggal atau mengadopsi resolusi yang menjamin terwujudnya hak rakyat Palestina untuk bernegara,” kata Abbas saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di pertemuan Moskow.
“Karena tekanan dari Amerika Serikat, PBB tidak dapat menjalankan misinya untuk menawarkan solusi atau mengadopsi resolusi yang menjamin hak-hak rakyat Palestina,” kata Abbas, di Rusia sebelum kunjungan ke Turki di mana ia akan memberikan pidatonya pidato di Rusia. Kamis di Parlemen Turki.
Abbas menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerja sama jangka panjang Rusia-Palestina dan mengatakan negaranya mendapat manfaat dari dukungan Rusia selama puluhan tahun.
Abbas juga mengutip keputusan Mahkamah Internasional PBB bulan lalu yang menyatakan pendudukan Israel atas tanah Palestina ilegal dan meminta Israel menghentikan tindakan yang melanggar hukum internasional.
Menyikapi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, beliau mengatakan: “Sejak Oktober, lebih dari 40.000 orang telah terbunuh, sekitar 80.000 orang terluka dan lebih dari 15.000 orang hilang. Ini adalah kenyataan di Gaza, bersamaan dengan situasi di Yerusalem. dan Tepi Barat.”
Rakyat Palestina tetap teguh dalam perjuangan mereka, katanya, bersabar dan mengandalkan dukungan kemanusiaan. Palestina menjadi “fokus” perhatian Rusia
Putin mengakui tantangan yang dihadapi Rusia dan berkata:
“Sekarang Rusia harus membela kepentingan dan rakyatnya dengan senjata di tangan. Namun apa yang terjadi di Timur Tengah, khususnya Palestina, tetap menjadi fokus perhatian kita.”
“Kami menyaksikan dengan rasa sakit dan kebingungan bencana kemanusiaan yang terjadi di Palestina,” tambahnya.
Putin mengatakan Rusia telah memberikan sekitar 700 metrik ton (772 ton) bantuan kemanusiaan ke Palestina dan terus mengambil setiap kesempatan untuk mendukung rakyat Palestina.
“Kekhawatiran utama kami adalah jatuhnya korban sipil, karena menurut data terakhir, jumlah korban tewas mencapai 40.000 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” tegas Putin.
Putin menegaskan komitmen Rusia terhadap resolusi damai, dengan mengatakan bahwa akar krisis Israel-Palestina terletak pada kegagalan melaksanakan keputusan untuk membentuk negara Palestina merdeka.
“Kami percaya bahwa perdamaian abadi dan stabil di kawasan memerlukan implementasi penuh seluruh resolusi PBB, terutama untuk pembentukan negara Palestina yang berdaulat,” ujarnya.
Sumber: MONITOR TIMUR TENGAH