Laporan dari Koresponden Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, TEHRAN – Setelah resmi memenangkan pemilihan presiden (pilpres) dengan 53,7 persen suara, Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian menegaskan siap memberikan dukungan penuh kepada kelompok Hizbullah di Lebanon sebagai upaya untuk mengutuknya. tindakan dan serangan yang dilakukan Israel.
Informasi tersebut disampaikan Pezeshkian kepada pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah melalui kantor berita Iran, IRNA, pada Senin (8/7/2024).
Republik Islam Iran selalu mendukung perlawanan masyarakat wilayah ini (Hizbullah) terhadap rezim ilegal Zionis. , dan instruksi dari Pemimpin Tertinggi, dan ini akan terus berlanjut,” tegas Pezeshkian.
Selain memberikan dukungan finansial, saat itu Pezeshkian juga berjanji akan memberikan dukungan militer kepada Hizbullah yang dibangun atas rencana Garda Revolusi Iran pasca serangan musuh di Beirut pada tahun 1982.
Pezeshkian menggambarkan dukungan ini sebagai salah satu program luar negeri pertamanya sejak kemenangannya dalam putaran kedua pemilu Iran Jumat lalu.
Dengan dukungan pemerintah Teheran, Pezeshkian yakin kebuntuan negaranya dapat menghentikan serangan Israel dan serangan terhadap Hamas di Gaza dan Hizbullah Lebanon.
“Saya yakin perlawanan di kawasan ini akan mencegah (Israel) melanjutkan aksi teroris dan kriminalnya terhadap rakyat tertindas Palestina dan negara-negara lain di kawasan ini,” kata Pezeshkian, dikutip dari situs Iran Iran Vows to Respond to Respons to Israel Attacks.
Sebelum Pezeshkian menawarkan dukungan tersebut, mantan Presiden Iran Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan pesawat telah bersumpah akan melakukan serangan balasan terhadap Israel setelah beberapa anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) diserang oleh rudal Israel.
Ancaman ini dikeluarkan setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan udara di Aleppo, Suriah, menewaskan 17 tentara pasukan khusus Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), termasuk Jenderal Saeed Abyar yang merupakan penasihat penting Israel. IRGC.
Israel menyatakan bahwa serangan terhadap kota Aleppo tidak ditujukan langsung pada eksekusi jenderal Tentara Quds, tetapi ditujukan pada posisi tentara dan Hizbullah Lebanon.
Namun, pentingnya posisi Saeed Abyar di tentara asing Iran telah membuat marah Teheran sehingga Komandan Korps Garda Revolusi Islam bersumpah bahwa partainya akan melakukan balas dendam yang paling berbahaya.
Belum jelas serangan apa yang akan dilancarkan Iran sebagai respons atas serangan militer Israel yang menewaskan 17 anggota IRGC yang bertujuan menembakkan ratusan rudal dan drone ke Israel, seperti yang dilakukan pada April lalu.
Jika serangan ini benar-benar terjadi, maka eskalasi konflik di Timur Tengah bisa meningkat secara signifikan sehingga berujung pada meluasnya perang dan ancaman Perang Dunia III.