Preeklamsia Masalah Serius pada Ibu Hamil, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Reporter Tribunnews.com Rina Ayu melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, preeklamsia merupakan masalah serius yang dapat membunuh ibu hamil.

Selain itu, gangguan kesehatan lain yang sering dialami ibu hamil adalah diabetes gestasional dan infeksi.

Untuk meminimalisir risiko tersebut, perlu dilakukan persiapan agar layanan kehamilan yang dibuka bersifat komprehensif dan berkualitas.

Perawatan prenatal yang baik tidak hanya mencakup pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan dokter kandungan, tetapi juga pendidikan tentang pola makan sehat, gaya hidup yang mendukung, dan pengobatan dini terhadap kemungkinan penyakit. 

Institusi kesehatan yang dilengkapi dengan peralatan medis modern dan tim medis yang berkualifikasi memungkinkan diagnosis tepat waktu dan perawatan yang diperlukan.

“Kesehatan ibu hamil bukan hanya tanggung jawab individu saja, tapi juga tanggung jawab sistem kesehatan untuk menyediakan lingkungan yang mendukung,” kata dr Pitono Yap, Direktur RS Bethsaida, Sabtu (13/7/2024) di pernyataan tertulis.

Dengan mengedepankan kenyamanan dan kualitas layanan, kami dapat memastikan bahwa setiap ibu hamil mendapatkan perawatan yang dibutuhkannya untuk menjaga kesehatan dirinya dan bayinya yang dikandungnya, katanya dapat kami berikan.

Upaya untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan ibu terus dilakukan di Indonesia, namun masih terdapat tantangan dalam menyediakan layanan yang adil dan berkualitas di seluruh wilayah. 

Melalui kolaborasi pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta, kami berharap dapat membangun sistem kesehatan yang lebih baik dan inklusif bagi ibu hamil.

Secara global, penyakit terkait kehamilan merupakan fokus utama organisasi kesehatan internasional, dan upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan intervensi tepat waktu. 

“Kesehatan ibu hamil bukan lagi menjadi persoalan pribadi, melainkan persoalan kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait,” ujarnya.

Menurut WHO, angka kematian ibu sangat tinggi. 

Pada tahun 2020, sekitar 287.000 perempuan akan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. 

Pada tahun 2020, hampir 95 persen kematian ibu akan terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, dan sebagian besar kematian tersebut dapat dicegah.

Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari seluruh kematian ibu adalah: perdarahan hebat (terutama perdarahan postpartum), infeksi (biasanya postpartum), tekanan darah tinggi saat hamil (preeklampsia dan eklampsia), komplikasi persalinan terkait kehamilan dan aborsi yang tidak aman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *