TRIBUNNEWS.COM – Tiga pemimpin negara-negara Barat terkemuka menekankan bahwa tidak boleh ada penundaan lebih lanjut dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.
Saat ini, Israel terus menyerang Gaza, sementara Iran dan sekutunya terus meningkatkan perangnya dengan negara Yahudi tersebut.
Pasukan Zionis melancarkan serangan paling mematikan di Jalur Gaza yang terkepung dalam 10 bulan terakhir.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan percepatan perdamaian di Palestina.
“Pertempuran harus segera diakhiri dan seluruh sandera yang masih ditahan Hamas harus dibebaskan,” kata mereka dalam pernyataan bersama yang dikutip Al Arabiya, Senin (12/08/2024).
Mereka menekankan bahwa masyarakat Gaza berada dalam kondisi yang memprihatinkan, membutuhkan pengiriman dan distribusi bantuan yang mendesak dan tidak terputus.
“Tidak boleh ada penundaan lebih lanjut,” mereka menekankan.
Mereka juga memuji kerja keras mediator Mesir, Qatar dan Amerika dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan para sandera.
Beberapa putaran perundingan gencatan senjata di Gaza sejauh ini gagal, kecuali gencatan senjata selama seminggu yang diberlakukan pada akhir November.
Mediator internasional telah meminta Israel dan Hamas untuk melanjutkan perundingan mengenai gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu dan pembebasan sandera, karena pertempuran di Gaza dan pembunuhan para pemimpin militan yang terkait dengan Iran telah meningkatkan ketegangan di seluruh wilayah.
Hamas pada hari Minggu meminta mediator AS, Qatar dan Mesir untuk menerapkan rencana gencatan senjata Gaza yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden daripada “negosiasi lebih lanjut”.
Dalam pernyataannya, trio pemimpin Eropa juga meminta Iran dan sekutunya untuk menahan diri dari serangan yang akan semakin meningkatkan ketegangan regional dan membahayakan kemungkinan perjanjian gencatan senjata dan pembebasan sandera.
“Mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang mengancam peluang perdamaian dan stabilitas. “Tidak ada negara atau bangsa yang akan mendapatkan keuntungan dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah,” kata Macron, Soltz dan Starmer.
Serangan udara Israel di Gaza utara menewaskan sedikitnya 93 orang di sebuah sekolah agama yang menampung pengungsi Palestina pada hari Jumat, kata penyelamat pertahanan sipil.
Perang di Gaza dimulai dengan serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.198 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Para militan juga menangkap 251 orang, 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut tentara tewas.
Serangan militer balasan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.790 orang, menurut kementerian kesehatan negara itu, yang tidak memberikan rincian mengenai kematian warga sipil dan militan.