TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Penerbangan Singapore Airlines SQ 321 Boeing 777-300 ER dalam perjalanan dari London menuju Singapura mengalami turbulensi parah di perairan Andaman.
Pesawat kemudian dialihkan ke Bangkok dan berhenti darurat di Bandara Suvarnabhumi.
Direktur Bandara Suvarnabhumi di Thailand, Kittipong Kitikachorn, mengatakan berdasarkan penyelidikan, Singapore Airlines Boeing 777-300 AR mampu terbang setelah terjadi turbulensi parah.
Namun, bagian dalam pesawat berantakan, kemungkinan karena mengalami turbulensi parah di ketinggian.
Para penumpang diyakini sedang dalam layanan makan malam pada saat kecelakaan terjadi dan diperkirakan tiba di Singapura 2-3 jam kemudian.
Dari hasil wawancara dengan penumpang, hampir semuanya mengenakan sabuk pengaman.
Belum diketahui apakah penumpang meninggal tersebut mengenakan sabuk pengaman karena pemiliknya dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perhubungan Thailand Surya Jungrungrenkit memerintahkan bandara-bandara Thailand memberikan bantuan penuh dan membantu penumpang serta awak pesawat.
Staf AOT telah bermitra dengan Singapore Airlines untuk memberikan perawatan dan bantuan kepada penumpang selama mereka menunggu penerbangan ke Singapura.
Penerbangan dari Bandara Changi diperkirakan tiba di Thailand sekitar pukul 21.45.
Selain itu, karena cuaca yang tidak dapat diprediksi pada musim ini, akan terjadi hujan lebat di banyak tempat, sehingga semua organisasi penerbangan, termasuk maskapai penerbangan, menyerukan untuk memprioritaskan keselamatan.
Singapore Airlines melakukan pendaratan darurat di Bangkok pada 20 Mei 2024 pukul 15.45 waktu setempat dalam perjalanan dari London menuju Singapura.
Penerbangan tersebut membawa 211 penumpang dan 18 awak kabin.
Ia menegaskan, satu penumpang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.