Praktisi Kesehatan Minta Aksi Perundungan di Program Pendidikan Kedokteran Dihapuskan

Laporan reporter Tribunnews.com Aysia Nursiamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter Ngabila Salama mengutuk keras tindakan pelecehan di dunia kedokteran dan kesehatan. 

Ia menyerukan penghapusan tegas penindasan di dunia medis. 

Diakuinya, kejadian tersebut sudah terjadi sejak lama dan harus segera dihilangkan dengan membuat peraturan dan saluran pengaduan atau whistleblowing system. 

Regulasi harus dicabut secara tegas dan memastikan saluran pengaduan atau sistem pelaporan yang aman berfungsi dengan baik, kata Ngabila dalam keterangannya, Senin (26/08/2024). 

Saluran ini harus dievaluasi secara real time dan dipantau dengan cepat. 

Selain itu, ia juga berpesan kepada para senior Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) untuk bersama-sama menghentikan praktik bullying, sekecil apapun.

Baik secara verbal, fisik, finansial maupun akademis (materi dan immateri). 

Komunikasikan dengan baik tentang aktivitas apa pun yang terasa membebani.

Mulai dari jam kantor, manajemen rumah sakit, ketua program studi, guru dan lain-lain.

Berharap untuk menyelesaikan masalah ini sebaik mungkin secara manusiawi. 

“Jika lansia pernah menjadi korban pelecehan, budaya ini harus dihentikan dan diubah menjadi lebih manusiawi,” tegas Ngabila. 

Di sisi lain, Ngabila berharap korban perundungan harus dipastikan aman secara fisik dan psikis.

Korban juga harus memastikan bahwa mereka melanjutkan pendidikan di masa depan. 

Ia juga mengajak para tenaga kesehatan yang pernah atau pernah mengalami pelecehan ke saluran pengaduan/sistem rujukan inspektur Kementerian Kesehatan RI di perundungan.kemkes.go.id / whatsapp 081299799777. 

Laporan real-time akan dilacak untuk penelitian kronologis.

Kalau ada oknum yang terlibat, kalau terbukti bersalah, akan dihukum. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *