Praktisi Bursa Optimistis Potensi Bisnis SKB Food Bisa Bawa Saham Ini Keluar dari Zona FCA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menjadi anggota Dewan Pengawas Khusus Bursa atau Full Periodic Call Auction (FCA) tak menyembunyikan potensi positif saham PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI).

Optimisme terhadap kinerja bisnis dan keunikan emiten yang dikenal dengan nama SKB Food ini telah mendongkrak harga saham dan meningkatkan prospek untuk segera keluar dari dewan, sehingga menuai banyak kritik dari pelaku pasar.

Praktisi pasar modal sekaligus mantan Ketua Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Zain Mahmud mengungkapkan kepada dewan FCA manfaat signifikan membeli saham RAFI. “Dengan membeli di harga 17 rupee, ada 88 persen keuntungan yang belum direalisasi,” ujarnya.

Yang dimaksud dengan keuntungan yang belum direalisasi adalah Hasan Zain yang masih memiliki saham RAFI meski jumlahnya bertambah.

Keuntungan yang dimaksud juga mengkompensasi kerugian yang belum direalisasi sebesar 34 persen saat saham RAFI dibeli Rp 50 dan turun menjadi Rp 33 akibat kebijakan FCA.

“Saya menyimpulkan bahwa jika perusahaan dikelola dengan baik, RAFI tidak memiliki peluang mengalami kerugian perdagangan. Hal ini mendorong saya untuk membeli lebih banyak ketika FCA turun ke 17. Setelah mendengarkan beberapa hari, saya sampai pada kesimpulan bahwa 17 adalah nilai RAFI yang paling rendah,” tegas Hasan Zain.

Keputusan Hassan Zain untuk terus mengoleksi saham RAFI didasari oleh keyakinannya terhadap pertumbuhan bisnis SKB Food.

“Saya bilang tidak ada alasan bagi saham RAFI untuk bertahan di GoCap (Rp 50). Sekarang saya melihat FCA keluar dari ‘penjara’ dan kembali ke GoCap sebelum perusahaan menunjukkan pertumbuhan laba operasional yang berkelanjutan. Tingkat pertumbuhan moderat,” katanya.

Selain mempertimbangkan aspek fundamental bisnis, Hassan Zain mengakui ada aspek subjektif dan emosional lainnya. “Karena aku suka makan kebab.” Hampir setiap minggu saya makan kebab di Jalan Tajem, Ngemplak, Sleiman.

Selain itu, Hassan Jain melihat SKB Food hadir sebagai perusahaan yang berawal dari UMKM mobile yang kemudian berhasil bertransformasi menjadi manajemen perusahaan dan kemudian mencatatkan sahamnya di bursa.

“Kita berhadapan dengan perusahaan PKL yang sudah go public. Tidak bisa membeli buku catatan, rasanya seperti pelajar yang berangkat sekolah dengan tas dan papan tulis di tangan untuk mendapatkan beasiswa belajar ke luar negeri. semangat,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, SKB Food menjadi emiten UMKM pertama yang menerbitkan dividen di pasar modal Indonesia.

Hal ini sejalan dengan janji perseroan dalam prospektus IPO untuk membagikan dividen pada tahun fiskal 2023.

Pada FY2023, pendapatan SKB Food meningkat 8,5% menjadi Rp407,488 miliar dibandingkan Rp375,886 miliar pada tahun 2022.

Laba bersih tahun 2023 sebesar Rp 127,469 miliar, meningkat 925% dari tahun 2022 sebesar Rp 12,428 miliar.

Meski membukukan laba bersih sebesar Rp 127,469 miliar, SKB Food memiliki kas sebesar Rp 89,21 miliar akibat revaluasi aset yang dimiliki SKB Food, khususnya aset tanah dan real estate sektor khusus tahun 2010. Yogyakarta (DIY).

Laba usaha dari operasional perseroan tahun 2023 yang bersifat finansial sebesar Rp35,374 miliar.

“Kami membagikan dividen berdasarkan prinsip kehati-hatian dengan tetap mempertimbangkan keberlangsungan bisnis perusahaan dalam jangka panjang,” kata CEO SKB Food Eco Puzzianto dalam keterangan resmi.

Di sisi lain, Eko Pujianto berharap inisiatif-inisiatif SKB Food selama ini dapat menjadi inspirasi dan acuan bagi lebih banyak lagi usaha kecil dan menengah khususnya di bidang makanan dan minuman untuk berani berkembang dengan memberikan manfaat kepada lebih banyak pihak.

“Kami bangga dan memiliki niat positif karena melihat perjalanan bisnis kami sebagai UMKM yang kemudian mencapai perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa, SKB Food sudah mampu mewujudkan komitmennya untuk mulai membagikan dividen pada bulan Juli tahun ini,” kata Iko Puzzianto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *