TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri berencana bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra dan Presiden terpilih Prabowo Subianto jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (9 September 2024).
Insya Allah sebelum pelantikan (pertemuan Prabowo-Megawati) terjadi, kata Muzani usai bertemu Megawati soal pencabutan TAP MPR Nomor 33 Tahun 1967 untuk merebut kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Soekarno.
Sejak tiga edisi Pilpres yakni Pilpres 2014, 2019, dan 20219, Prabowo dan Megawati selalu berseberangan.
Bahkan, pada Pilpres 2009, Megawati digabung dengan Prabowo.
Lantas, apakah pertemuan Megawati dengan Prabowo sebelum pelantikan presiden terpilih akan membuat PDIP masuk ke kabinet Prabowo-Gibran?
Menanggapi pertanyaan tersebut, Muzani tak menjelaskan lebih jauh.
Dia tidak menjelaskan apakah kemungkinan PDIP masuk ke kabinet Prabowo-Gibran akan dibahas dalam pertemuan Megawati dan Prabowo.
Entahlah, saat berjalan menuju mobilnya bersama Megawati kemarin, Muzani berpelukan dan berbisik-bisik untuk membicarakan sesuatu dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Tak jelas apa yang dibicarakan Hasto dan Muzani.
Mereka hanya terlihat berjalan bersama Megawati dan Prananda Prabowo.
Saat ditanya mengenai momen mengharukan tersebut, Hasto dan Muzani tertawa terbahak-bahak.
Namun, diakuinya ada perbincangan khusus di antara mereka.
“Obrolan khusus,” jawab Hasto singkat.
Muzani kemudian menyapa Megawati dengan hormat sebelum mobilnya melaju pulang.
Megawati juga terlihat melambai di sana.
Selain Hasto, Muzani juga sempat berbincang lama dengan Megawati.
Namun, ia menyatakan dalam perbincangan tersebut belum ada pembahasan mengenai ajakan bergabung dalam pemerintahan berikutnya.
“Mbak Mega, saya sudah lama tidak bertemu dengannya, ketika dia bertemu saya nanti, dia mengingatkan saya, ‘Pak Muzani, kenapa kamu gemuk sekali?'” ujarnya.
Muzani mengatakan Megawati juga menyampaikan belasungkawa kepada Prabowo.
Begitu pula dengan Prabowo yang menyampaikan salam kepada Megawati melalui Muzani.
Ia mengatakan, sapaan antara Megawati dan Prabowo merupakan tradisi baik antar pemimpin nasional.
Baginya, salam adalah bentuk saling menghargai.
“Saya pikir para pemimpin nasional lainnya saling menyapa dan mengirim salam satu sama lain,” ujarnya.
“Salam adalah doa kebahagiaan bagi yang dituju, doa saling berharap antar pemimpin bangsa lainnya adalah suatu kebaikan yang bisa menjadi tradisi saling berkunjung,” jelasnya.
Awal pekan lalu, Prabowo juga bertemu dengan Sekretaris Kabinet (Seskab) dan calon Gubernur DKI Jakarta 2024 dari PDIP, Pramono Anung, serta Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDIP, Puan. Maharani
Prabowo, Puan, dan Pramono terlihat berbincang dengan para pejabat yang menghadiri resepsi Paus Fransiskus di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4 September 2024).
Pramono pun mengakui ada bisik-bisik antara Prabowo dan Puan.
Namun, dia belum mau membeberkan secara jelas isi bisikan tersebut.
“Saya sebenarnya menggandeng Mbak Puan karena Pak Prabowo dikepung banyak orang. Yang pasti kalau dia ngomong pasti ada yang berbisik-bisik,” kata Pramono saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Jumat (6/09/2024).
Pramono mengatakan komunikasi selalu terbuka untuk semua orang.
Begitu pula dengan perintah Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP yang mengusulkannya untuk Pilkada Jakarta.
“Yang jelas saya ditugaskan di partai seperti Bu B. Mega untuk menjalin komunikasi dengan siapa pun,” ujarnya (tribun jaringan/igm/dod).